Increase Your Knowledge :)


Sabtu, 06 Desember 2014

PRAAKSARA: pola pikir, linguistik, dan perkembangan zaman

A. Pengertian Kronologi (Diakronik dan Sinkronik)
1. Definisi Kronologi
Kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah.
Manfaat dari kronologi adalah:
·         Dapat membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
·         Dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu dengan tepat.
·         Dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
2. Hakekat Ruang Waktu
Menurut ajaran Newton ruang dan waktu adalah objektif, mutlak dan bersifat universal.
Ruang mempunyai tiga matra, yaitu atas-bawah, depan belakang, kiri kanan. Sedangkan waktu hanya bermatra depan belakang. Di dalam ruang kita dapat pergi ke setiap arah; di dalam waktu kita hanya dapat pergi ke depan. Untuk dapat menjelaskan bahwa ruang dan waktu bersifat mutlak, maka Newton mengemukakan hukum gerakan yang hakiki dari fisika kuno sebagai berikut :
      ”Suatu benda terus berada dalam keadaan diam atau bergerak, kecuali apabila mendapat pengaruh dari suatu keadaan yang terdapat di luar dirinya. Jika sesuatu benda dalam keadaan bergerak, maka ia akan tetap bergerak, kecuali jika ada sesuatu – sesuatu kekuatan – yang mengubah gerakan tersebut. Gerakan merupakan akibat suatu kekuatan yang mempengaruhi massa”.
       Jadi di sini gerakan bersifat mutlak yang terjadi di dalam ruang dan waktu; dengan demikian ruang dan waktu juga bersifat mutlak.
3. Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
Kronik adalah catatan tentang waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah.Bahasa merupakan aspek terpenting dalam kehidupan. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisasaling berhubungan(berinteraksi) karena bahasa adalah sarana komunikasi. Tanpa bahasa kehidupan manusia tidak akan berkembang, karena bahasa adalah kunci dasar pengetahuan. Karena sifat bahasa yang sangat luas, penting dan mendasar tersebut maka bahasa patut dikaji.
Salah satu ilmu yang mengkaji bahasa secara ilmiah adalah Linguistik. Dalam Linguistik pun sifat pengkajian bahasa di dalamnya masih luas. Hal ini menyebabkan Linguistik harus dibagi dalam beberapa cabang agar pengkajiannya lebih fokus dan terarah, di antaranya adalah Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
a. Linguistik Sinkronik
Pengertian

            Adapun pengertian dari linguistik sinkronik yang akan dibahas dalam laporan ini adalah pengertian linguistik sinkronik menurut KBBI dan Ferdinand de Saussure
      Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktu, masa. Dengan demikian, linguistik sinkronis mempelajari bahasa sezaman. Fakta dan data bahasa adalah rekaman yang diujarkan oleh pembicara, atau bersifat horisontal. Linguistik sinkronis adalah mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu, misalnya mempelajari bahasa Indonesia di masa reformasi saja
      Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas.
      Menurut Ferdinand pengertian linguistik secara sinkronik artinya mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Saussure juga mengemukakan bahwa kajian bahasa secara sinkronis amat perlu, meskipun beliau banyak berkecimpung dalam kajian diakronis. Bahkan baginya, kajian sinkronis bahasa mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak. Bahkan bagi penggunanya, sejarah bahasa tidak memberikan apa-apa kepada pengguna bahasa mengenai cara penggunaan bahasa. Ada yang perlu bagi pengguna bahasa, yaitu état de langue atau suatu keadaan bahasa. Suatu keadaan bahasa terbebas dari dimensi waktu dalam bahasa yang justru memiliki watak kesistematisan.
Simplenya, sinkronis dapat dikatakan……
            Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian linguistik sinkronik adalah subdisiplin ilmu linguistik yang mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu bahasa atau bahasa-bahasa dalam kurun waktu (masa) tertentu.

Tujuan
            Adapun tujuan adanya linguistik sinkronik yaitu mengetahui bentuk atau struktur bahasa pada masa tertentu.
Ciri-ciri linguistik sinkronik
      Mengkaji bahasa pada masa tertentu
      Menitik beratkan pengkajian bahasa pada strukturnya(karakrternya)
      Bersifat horizontal
      Tidak ada konsep perbandingan
      Cakupan kajian lebih sempit
      Memiliki sistematis yang tinggi
      Bersifat lebih serius dan sulit
      Mengurusi hubungan-hubungan logis dan psikologis yang menghubungkan unsur-unsur yang hadir bersama dan membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran kolektif yang sama.
b. Linguistik Diakronik
Pengertian

            Adapun pengertian dari Linguistik Diakronik yang akan dibahas adalah pengertian linguistik sinkronik menurut KBBI dan Ferdinand de Saussure
      Kata diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang berarti melalui, dan khronas yang berarti waktu, masa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan linguistik diakronis adalah subdisiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan bahasa Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kedukan Bukit sampai kini.
Linguistik diakronis adalah semua yang memiliki ciri evolusi. Diakronis tidak mengubah sistem karena kata yang berubah pun adalah sistem dalam bentuk yang lain dengan sistem sebelumnya. Perubahan kata terjadi di luar kemampuan siapa pun.
Dalam KBBI linguistik diakronik yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu; bersifat historis.

Simplenya, diakronis dapat dikatakan……
            Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian linguistik diakronis adalah subdisiplin Linguistik yang mengkaji sejarah atau evolusi bahasa (historis) seiring berlalunya waktu (masa).
Tujuan
            Adapun tujuan adanya linguistik diakronik yaitu mengetahui keterkaitan yang mencakup perkembangan suatu bahasa (sejarah bahasa) dari masa ke masa.
Ciri-ciri linguistik diakronik
      Mengkaji bahasa dengan berlalunya masa
      Menitik beratkan pengkajian bahasa pada sejarahnya
      Bersifat historis atau komparatif
      Bersifat vertikal
      Terdapat konsep perbandingan
      Cakupan kajian lebih luas
      Menelaah hubungan-hubungan di antara unsur-unsur yang berturutan dan tidak dilihat oleh kesadaran kolektif yang sama, dan yang satu menggantikan yang lain tanpa membentuk sistem diantara mereka
      Memiliki ciri evolusi
      Tidak memiliki sistematis yang tinggi
      Tidak mengubah sistem.
5. Persamaan dan keterkaitan antara Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
      Adapun persamaan antara linguistik sinkronik dan linguistik diakronik yaitu:
      Mengkaji tentang bahasa
      Pengkajiannya bersifat ilmiah
      Merupakan cabang linguistik


      Adapun keterkaitan antara linguistik sinkronik dan linguistik diakronik yaitu:
            Linguistik sinkronik dan diakronik saling berhubungan, misalnya diadakan sebuah penelitian tentang bahasa “A” pada suatu periode dengan metode diakronik, pengkajian ini akan terbantu atau dipermudah bila pengkajian bahasa “A” pada periode tersebut menggunakan juga metode Sinkronik.
Contoh:
            Misalnya kata Latin “cripus” (berombak, bergelombang, keriting), menimbulkan kata dasar Perancis crép-, yang membentuk kata kerja crépir ‘melepa’, dan décrépir, ‘mengupas lepa’. Pada suatu waktu, bahasa Perancis meminjam kata Latin décrepitus, ‘usang karena usia’, untuk membentuk décrépit; tetapi ternyata orang melupakan asal kata ini.
4. Perbedaan Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
Perbedaan antara linguistik sinkronik dan lingistik diakronik dapat terlihat jelas pada ciri-ciri dan penjabaran dari masing-masing linguistik yang telah disebutkan diatas, yakni:
Ø  Linguistik Sinkronik merupakan subdisiplin Linguistik yang mengkaji ilmu kebahasaan yang menitik beratkan terhadap struktur(karakter)nya pada masa tertentu, bersifat horizontal, sistematis dan mengurusi hubungan-hubungan logis dan psikologis yang menghubungkan unsur-unsur yang hadir bersama dan membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran kolektif yang sama.




B. Penerapan Berpikir Diakronik & Sinkronik
1. Penerapan Berpikir Sinkronik
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada kurun waktu tertentu atau terbatas
Tidak seperti diakronik , sinkronik hanya mempelajari bahasa pada satu masa dan masa itu saja (tidak keluar lebih dari masa tersebut). Dan dalam mempelajari linguistik diakronis, pemikiran sinkronik sangat berperan
2. Bagaimanakah Penerapan Berpikir Sinkronik?
Singkatnya, penerapan berpikir sinkronik itu seperti mempelajari variasi atau perubahan terhadap suatu bahasa pada satu masa.
Contohnya…….
Kira-kira 70 tahun yang lalu, diciptakan kata Latin “canta”. “Canta” berarti “saya”
Dari kata “canta” tersebut, diciptakanlah semacam variasi dari kata tersebut, namun kata-kata tersebut memiliki arti yang berbeda
Misalnya, kata “cantu” yang berarti kamu, kata “cantan” yang berarti mereka dan kata “cantane” yang berarti kami.
Jadi Pada Dasarnya…..
Penerapan sinkronik adalah pada suatu masa tertentu, dimana terjadi perubahan atau penciptaan kata atau bahasa baru yang didasarkan pada bahasa atau kata yang telah ada pada masa tersebut
Penerapan sinkronik lebih rumit daripada diakronik karena kita mempelajari “variasi” suatu bahasa
Penerapan Berpikir Diakronik
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, diakronik adalah mempelajari bagaimana suatu bahasa berkembang dari suatu masa sampai sekarang
Tidak seperti sinkronik, diakronik mempelajari asal muasal suatu bahasa dan melihat perkembangan bahasa tersebut dari masa ke masa dan sampai sekarang
3. Bagaimanakah Penerapan Berpikir Diakronik?
Singkatnya, diakronik mempelajari bagaimana suatu bahasa berkembang dan meninjau perubahan-perubahan yang terjadi kepadanya seiring melewati masa-masa hingga sekarang
Contohnya….
Dulu diciptakan kata Latin “castellium” yang berarti kastil. Lalu beberapa tahun kemudian kata tersebut berubah menjadi “castellina”.
Kemudian kata tersebut berubah menjadi “castillia” dan sekarang kata tersebut telah berubah menjadi “castella” (berarti istana atau kastil dalam bahasa Latin)
Jadi Singkatnya
Penerapan diakronik adalah dimana kita melihat bagaimana suatu bahasa atau kata berkembang dari masa ke masa, namun makna atau arti dari kata atau bahasa itu tidak berubah



C. Menjelaskan Pengertian Zaman Pra-aksara
Pengertian Zaman Pra-aksara
Masa pra-aksara atau juga disebut juga masa prasejarah. Masa ini merupakan zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah disebut manusia purba. Peradaban manusia mulai berkembang sejak masa purba atau disebut masa pra-aksara. Apakah yang dimaksud masa pra-aksara? Pra-aksara berasal dari kata “pra” yang artinya sebelum dan “aksara” yang artinya tulisan. Jadi, masa pra-aksara arinya zaman ketika manuia belum mengenal tulisan.
Pada zaman pra-aksara manusia belum meninggalkan bukti-bukti tertulis. Bagaimanakah cara kita mempelajari kehidupan manusia pada zaman tersebut? Untuk mengetahui kehidupan pada masyarakat pada masa pra-aksara, kita dapat melakukan penelitian terhadap benda-benda purbakala yang ditemukan, misalnya fosil dan artefak
Fosil
Fosil adalah sisa makhluk hidup dan tumbuhan yang telah membatu. Fosil yang dapat memberi petunjuk tentang kehidupan manusia zaman pra-aksara disebut fosil pandu atau “leitfosil”. Ilmu yang mempelajari tentang fosil adalah “palaentologi”. Sedangkan artefak adalah alat-alat yang digunakan oleh manusia purba untuk memenuhi kebutuhannya. Alat-alat tersebut terbuat dari batu, tulang,duri, maupun logam.

Contoh dari fosil-fosil
Ilmu Arkeologi & Palaentologi
Ilmu arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang di tinggalkan
Seperti: intepretasi data berupa, artefak (budaya bendawi  seperti kapak batu dan bangunan candi ) dan ekofak (benda lingkungan seperti batuan, rupa muka bumi dan fosil)
Ilmu palaentologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fosil dengan menggabungkan ilmu biologi & geologi.



D. TAHAP- TAHAP KEHIDUPAN MANUSIA ZAMAN PRA-AKSARA
1. Tahapan Pada Zaman Pra-aksara Menurut Ilmu Geologi
1. Zaman Arkaekum/Azoikum (Zaman Tertua)
Pada zaman ini belum stabil, kondisi bumi dan udara masih panas, kulit bumi masih dalam proses pembentukan dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Zaman Palaeozoikum (Zaman Kehidupan Tertua)
       Keadaan bumi belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Pada zaman ini sudah mulai tanda-tanda kehidupan. Seperti makhluk bersel satu (mikroorganisme),hewan-hewan kecil yang tak bertulang punggung, jenis ikan dan jenis ganggang atau rumput-rumputan. Zaman ini juga disebut Zaman sekunder (zaman pertama).
3. Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan)
       Pada zaman ini kehidupan di bumi semakin berkembang. Binatang-binatang pada masa itu mencapai bentuk yang besar sekali. Antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter, Atlantosaurus panjangnya 30 meter. Jenis burung sudah mulai ada. Zaman ini disebut pula dengan zaman reptil, karena pada zaman jenis binatang reptil yang paling banyak sekali.
4. Neozoikum atau Kenozoikum
                Keadaan bumi pada zaman ini semakin membaik. Perubahan cuaca tidak begitu besar walaupun zaman es masih ada. Kehidupan berkembang dengan pesat sekali. Zaman ini dibagi menjadi dua zaman, antara lain:
Tersier
       Pada zaman ini ditandai dengan semakin berkurangnya binatang raksasa. Binatang menyusui sudah mulai ada. Beberapa jenis monyet dan kera telah mulai hidup.
Kuarter
       Pada zaman ini telah ada tanda-tanda kehidupan manusia. Bagian-bagian zaman ini disebut dengan istilah kala. Zaman ini dibagi dalam dua bagian yaitu;
1.       Kala Pleistosen (Dilluvium)
Disebut juga zaman es/glacial. Es dari Kutub Utara mencair hingga menutupi    sebagian Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara. Sedangkan daerah jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun.

2.       Kala Holosen (Alluvium)
Sebagian besar es di Kutub Utara sudah mencair, sehingga permukaan air laut     menaik. Terbentuklah  pulau-pulau di Nusantara, mulai hidup jenis Homo Sapiens (manusia seperti kita sekarang)
2. Tahapan Pada Zaman Pra-aksara Menurut Pola Hidup
1. Pola Kehidupan Nomaden
                Nomaden artinya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan masyarakat pra aksara sangat bergantung kepada alam. Bahkan, kehidupan mereka tak ubahnya seperti kelompok hewan karena bergantung pada apa yang disediakan alam. Apa yang mereka makan adalah bahan makanan apa yang disediakan alam. Buah-buahan, umbi-umbian, atau dedaunan yang mereka makan tinggal memetik dari pepohonan atau menggali dari tanah. Mereka tidak pernah menanam atau mengolah pertanian.
Ciri-ciri kehidupan masyarakat nomaden adalah sebagai berikut: 
       Selalu Berpindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Yang Lain,
       Sangat Bergantung Pada Alam,
       Belum Mengolah Bahan Makanan,
       Hidup Dari Hasil Mengumpulkan Bahan Makanan Dan Berburu,
       Belum Memiliki Tempat Tinggal Yang Tetap,
       Peralatan Hidup Masih Sangat Sederhana Dan Terbuat Dari Batu Atau Kayu.
2. Pola Kehidupan Semi Nomaden
                Terbatasnya, kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat menuntut setiap manusia untuk merubah pola kehidupannya. Oleh karena itu, masyarakat pra aksara mulai merubah pola hidup secara nomaden menjadi semi nomaden. Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara-cara mengolah bahan makanan.
Pola kehidupan semi nomaden ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
       Mereka Masih Berpindah-pindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Lain.
       Mereka Masih Bergantung Pada Alam.
       Mereka Mulai Mengenal Cara-cara Mengolah Bahan Makanan.
       Mereka Telah Memiliki Tempat Tinggal Sementara.
       Di Samping Mengumpulkan Bahan Makanan Dan Berburu, Mereka Mulai Menanam Berbagai Jenis Tanaman.
       Sebelum Meninggalkan Suatu Tempat Untuk Berpindah Ke Tempat Lain, Mereka Terlebih Dahulu Menanam Berbagai Jenis Tanaman Dan Mereka Akan Kembali Ke Tempat Itu, Ketika Musin Panen Tiba.
       Peralatan Hidup Mereka Sudah Lebih Baik Dibandingkan Dengan Peralatan Hidup Masyarakat Nomaden.
       Di Samping Terbuat Dari Batu Dan Kayu, Peralatan Itu Juga Terbuat Dari Tulang Sehingga Lebih Tajam.
3. Pola Kehidupan Menetap
Pola kehidupan menetap memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan, di antaranya:
       Setiap Keluarga Dapat Membangunan Tempat Tinggal Yang Lebih Baik Untuk Waktu Yang Lebih Lama.
       Setiap Orang Dapat Menghemat Tenaga Karena Tidak Harus Membawa Peralatan Hidup Dari Satu Tempat Ke Tempat Lain.
       Para Wanita Dan Anak-anak Dapat Tinggal Lebih Lama Di Rumah Dan Tidak Akan Merepotkan.
       Wanita Dan Anak-anak Sangat Merepotkan, Apabila Mereka Harus Berpindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Lain.
       Mereka Dapat Menyimpan Sisa-sisa Makanan Dengan Lebih Baik Dan Aman.
       Mereka Dapat Memelihara Ternak Sehingga Mempermudah Pemenuhan Kebutuhan, Terutama Apabila Cuaca Sedang Tidak Baik.
       Mereka Memiliki Waktu Yang Lebih Banyak Untuk Berkumpul Dengan Keluarga, Sekaligus Menghasilkan Kebudayaan Yang Bermanfaat Bagi Hidup Dan Kehidupannya.
       Mereka Mulai Mengenal Sistem Astronomi Untuk Kepentingan Bercocok Tanam.
       Mereka Mulai Mengenal Sistem Kepercayaan.
                Dilihat dari aspek geografis, masyarakat pra aksara cenderung untuk hidup di daerah lembah atau sekitar sungai dari pada di daerah pegunungan. Kecenderungan itu didasarkan pada beberapa kenyataan, seperti:
       Memiliki Struktur Tanah Yang Lebih Subur Dan Sangat Menguntungkan Bagi Kepentingan Bercocok Tanam.
       Memiliki Sumber Air Yang Baik Sebagai Salah Satu Kebutuhan Hidup Manusia.

       Lebih Mudah Dijangkau Dan Memiliki Akses Ke Daerah Lain Yang Lebih Mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar