Increase Your Knowledge :)


Minggu, 19 Juli 2020

Tempat - Tempat Kerja Part Time sambil Kuliah! Dimana Aja?


Halo kawan-kawan!
Untuk kalian yang saat ini masih menjadi mahasiswa dan ingin bekerja part time sambil kuliah, aku mau membagikan tempat-tempat dimana kalian bisa bekerja part time nih.
Tulisan ini aku buat sebagai bentuk penyesalan (hahaha) karena selama kuliah aku kurang memanfaatkan waktu dengan baik untuk bekerja sambilan. Bukan karena aku gak mau, tapi karena memang aku kurang tahu peluang bekerja sambilan itu ada dimana aja. Dan aku tahunya baru setelah lulus kuliah, hahaha…
[Aku mengetahui pekerjaan-pekerjaan di bawah ini dari internet dan pengalaman teman ya, semuanya belum pernah aku coba sendiri. Selama kuliah, aku cuma bekerja sambilan sebagai guru privat. Buat kalian yang pengen tahu detailnya, bisa cek beberapa postingan blog aku sebelumnya ya]
Oke, langsung saja! Dimana aja sih, bisa bekerja part time sambil kuliah?



1. Starbucks
Siapa sih yang enggak tahu Starbucks? Kedai minuman yang hits ini memang hype banget di kalangan anak muda. Kalau kalian mahasiswa dan bekerja part time di Starbucks, pastinya kalian akan di cap keren abis! Disini kalian tampaknya juga akan diajari keahlian untuk meracik berbagai macam kopi. Seragam dari pegawai Starbucks juga keren banget.
Starbucks membuka lowongan part time bagi mahasiswa, yaitu boleh bekerja hanya selama 4 jam sehari. Untuk detail lowongannya kalian bisa cari sendiri di google, atau bertanya pada teman kalian yang pernah bekerja disini.
Untuk bayarannya setahuku cukup kecil (bahkan kalau kuhitung, lebih besar bayaranku sebagai guru les privat). Tapi buat kalian sebagai pemula yang baru mau belajar untuk kerja part time, Starbucks bisa jadi pilihan yang tepat.


2. Toko Buku Gramedia
Berdasarkan beberapa artikel yang aku baca di internet, Gramedia ternyata membuka peluang bagi mahasiswa untuk bekerja part time. Hal ini terbukti dari banyaknya pegawai Toko Buku Gramedia yang juga masih berkuliah. Hanya saja, jadwal bekerja di Gramedia tampaknya lebih banyak (atau lebih ketat?) dibandingkan Starbucks. Selain itu, proses pelamaran kerjanya juga tampaknya akan lebih sulit. Kalian bisa google sendiri mengenai pengalaman cara melamar kerja sebagai pegawai toko buku Gramedia ya.
Selain itu, untuk bekerja disini kalian juga tampaknya harus bersaing dengan calon karyawan yang memang sudah siap bekerja full time. Karena berbeda dengan Starbucks, Gramedia tidak secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka terbuka untuk karyawan part time.


3. McD
Berdasarkan hasil berselancarku di internet, ternyata banyak juga lho pegawai McD yang masih berkuliah. Namun untuk yang satu ini, sepertinya untung-untungan, untung kalau keterima hehe. Karena proses rekrutmen pegawai McD bisa dibilang cukup ribet dan tahapnya banyak, sehingga kemungkinan besar McD hanya menerima pegawai yang siap untuk bekerja full time. Meski begitu, tidak ada salahnya bagi kalian untuk mencoba. Katanya sih, soal jam bekerja bisa dinegosiasikan lebih lanjut jika nanti diterima saat seleksi. Untuk tahap-tahap proses rekrutmen nya, kalian bisa google sendiri ya.
Oh iya bicara soal McD, aku juga sempat membaca bahwa restoran cepat saji sejenis McD juga berkemungkinan untuk menerima karyawan part time, tergantung kebutuhan restoran tersebut. Contoh lainnya adalah Pizza Hut dan KFC. Kalian bisa cari tahu sendiri pada daerah domisili kalian masing-masing ya.



4. Wedding Organizer (WO)
Buaanyaak banget teman dan kakak tingkatku yang kuliah sambil bekerja sebagai bagian dari WO ini. Menurut mereka, kerja di WO lumayan enak karena pekerjaannya mudah (mempersiapkan pesta pernikahan, menyambut tamu, dll) persis seperti saat kalian menjadi panitia di acara dies natalis kampus. Hanya saja, pastinya sering kecapekan karena harus wara-wiri dan mengurus ini dan itu seharian.
Selain itu, teman-temanku juga mengatakan bahwa kerja di WO ini menghasilkan uang yang cukup banyak (bisa sampai beberapa ratus ribu per hari). Menggiurkan banget kan? Hanya saja, perlu diingat bahwa belum tentu WO tempat kalian bekerja menghandle pesta pernikahan setiap hari, jadi penghasilan kalian kemungkinan akan bersifat tidak tetap.
WO ada banyak jenis dan namanya, jadi silahkan kalian mencari tahu adakah WO di kota kalian yang bersedia menerima mahasiswa sebagai salah satu karyawan. Rajin-rajin juga bertanya pada kakak tingkat kalian!


5. Jurnalis Kampus
Buat kalian yang hobi menulis, posisi sebagai jurnalis kampus pastinya sangat menarik. Namun, tidak semua universitas membuka posisi ini. Kalian bisa cari tahu lebih lanjut di universitas kalian masing-masing ya. Kalau di kampusku, posisi sebagai jurnalis kampus tersedia. Tugasnya adalah mengumpulkan dan membuatkan berita dari masing-masing fakultas, kemudian dikirimkan ke universitas. Mudah bukan? Nantinya akan mendapatkan bayaran beberapa puluh ribu untuk 1 artikel berita. Untuk dapat masuk sebagai jurnalis kampus, terdapat tahap seleksi yang harus dilewati. Selain itu, akan ada sanksi bagi jurnalis kampus yang sudah lolos seleksi namun tidak mengirimkan artikel.
Kalau di kampusmu gimana? Ada enggak lowongan sebagai jurnalis kampus?


Oke itu saja beberapa peluang kerja part time yang wajib banget kalian coba.
Sayang banget lho, kalau kalian hanya berkuliah, main, dan istirahat tanpa menyempatkan diri untuk mencoba bekerja part time. Selain menambah uang, kalian bisa menambah teman, pengalaman, koneksi, dan soft skill juga.
Jangan sampai terlambat dan menyesal setelah lulus, seperti aku hahaha.

Oh iya, jangan bertanya padaku bagaimana cara melamar pekerjaan di atas ya, karena aku sendiri juga belum punya pengalamannya. Kalian bisa cari sendiri informasinya di google jika tertarik. Proses melamar pekerjaan memang tidak semudah yang dibayangkan, but it always worth the result! Jadi jangan cepat menyerah ya.

Semoga informasi di atas bermanfaat. Kalau kalian mau saling sapa denganku, bisa menghubungiku melalui kontak yang tertera di kanan layar. Salam pejuang kerja part time! Semangat!


Minggu, 12 Juli 2020

Review Random Skincare : Moisturizer, Sunscreen, Face Scrub, Micellar Water, Face Wash


Halo teman-teman !

Kali ini aku akan membuat review random terkait skincare yang pernah aku pakai. Skincare dalam artikel ini bukan termasuk kategori apapun ya! Cuma review random aja dari skincare yang pernah aku pakai dan lihat hasilnya. Apa aja kira-kira? Check this out!

Oh iya sebelumnya disclaimer dulu, jujur selama 22 tahun hidup aku enggak pernah pakai skincare 😊 (kecuali facial wash pastinya). Tapi karena beberapa waktu lalu aku mulai melihat masalah di kulit wajahku, aku memutuskan untuk mencoba menerapkan skincare routine. Setelah menggunakan produk ini, aku merasa kulit wajahku jadi lebih baik (dibandingkan sebelum pakai skincare 😊) Jadi ini adalah beberapa produk yang beruntung menjadi bagian dalam perjalananku first timer sebagai pengguna skincare  ðŸ˜Š

~~~

  1. Wardah Purifying Moisturizer Gel Witch Hazel 40ml
Ini adalah moisturizer pertama yang aku gunakan. Aku beli ini karena bingung banget mau beli moisturizer apa waktu itu, jadi aku random aja beli ini karena klaimnya bisa mengecilkan pori-pori hehehe.

Teksturnya bening banget seperti air, warna kuning, dan cepet banget meresap ke kulit. Setelah di apply di muka enggak ada efek apa-apa sih, cuma keliatan kayak “basah” aja.

Minus : selama 1 bulan lebih pemakaian, jujur enggak ada efek apapun yang signifikan sih hehehe. Klaimnya untuk mengecilkan pori-pori juga enggak terlalu keliatan di wajahku.

Plus : Aku ngerasa efek “melembapkan” nya kerasa nyata sih, karena memang teksturnya yang cair seperti air. Moisturizer ini juga enggak menyebabkan aku jerawatan / breakout.


  1. Emina Bright Stuff for Acne Prone Skin Moisturizing Cream 20ml
Ini adalah moisturizer kedua yang aku coba setelah Wardah Purifying Moisturizer habis. Alasan ganti? Pengen coba moisturizer lain aja hehe. Sengaja nyoba yang varian khusus acne prone skin karena kalau varian Emina Bright Stuff yang biasa ada bacaan “for normal skin type” dan aku masih belum yakin apakah moisturizer itu cocok juga untuk jenis kulit lainnya atau enggak

Teksturnya berupa cream putih. Setelah di apply akan meninggalkan semacam lapisan putih gitu di wajah,

Minus : efek “melembapkan” nya enggak terlalu kerasa seperti Wardah Purifying Moisturizer sih. Malah pakai Emina Bright Stuff ini rasanya kayak pake make up base (?) atau tone up cream (?). Mungkin karena teksturnya yang berupa cream bukan cair gitu kali ya. Selain itu, harganya juga cukup mahal untuk ukuran 20ml karena harganya setara dengan Wardah Purifying Moisturizer 40ml.

Plus : jujur aku suka banget sama moisturizer ini hahaha. Karena “lapisan putih” yang ditinggalkan di muka memang bagus banget dijadiin make up base, jadi bedak lebih mudah nempel di muka. Enggak pakai bedak pun rasanya juga udah bagus. Selain itu, wajah juga agak lebih putih secara instan juga (tapi bukan putih yang kayak topeng gitu)


  1. Wardah Sunscreen Gel SPF 30 (40ml)
Ini adalah sunscreen pertama yang aku gunakan. Sampai sekarang belum ganti karena belum habis hehe. Pemakaian sunscreen ini lama banget sih (sudah 3 bulan belum habis) karena pakainya cuma sekali di pagi hari (bahkan kadang aku gak pakai kalau lagi gak keluar rumah sama sekali 😊 )
Teksturnya creamy banget (lebih creamy dari Emina Bright Stuff) jadi 2 tetes aja cukup untuk seluruh wajah. Setelah dipakai akan menimbulkan lapisan putih (yang lebih tebel dari Emina Bright Stuff).

Minus : Teksturnya creamy banget, jadi kalau apply nya kebanyakan malah kayak berantakan gitu di muka (jadi bener-bener harus dipakai secara merata).

Plus : Karena meninggalkan kesan “lapisan putih” di wajah, penggunaan bersamaan dengan Emina Bright Stuff bagus banget untuk dijadikan make up base. Seperti yang aku tulis di atas, baik bedak atau make up lainnya jadi menempel dengan lebih baik di wajah.

Penggunaan Wardah Suncreen dengan Wardah Purifying Moisturizer menurutku hasilnya enggak sebagus seperti penggunaan dengan Emina Bright Stuff. Kalau digunakan bersamaan dengan Wardah Purifying Moisturizer malah akan menimbulkan kesan berminyak yang enggak banget di wajah.


  1. St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub
Aku beli ini karena tertarik dengan claim dari varian St. Ives yang katanya bagus untuk eksfoliasi kulit wajah. Setelah udah terlanjur beli, aku baru tahu kalau ternyata produk ini kontroversial banget dan banyak yang benci produk ini katanya berbahaya karena mengandung butiran scrub yang terlalu besar dan kasar sehingga melukai kulit wajah.

Tekstur produk ini memang kayak lulur gitu dan banyak butiran kasarnya. Warnanya putih dengan butir-butir coklat. Wanginya harum banget dan aku suka banget sama wanginya!

Minus : Mungkin memang bener sih kata orang-orang, St. Ives Scrub ini butirannya terlalu besar sehingga berpotensi untuk melukai kulit wajah. Tapi karena aku udah terlanjur beli (dan harganya mahal ) enggak mungkin dong aku buang gitu aja. Jadi aku tetap pakai St. Ives Scrub ini untuk scrub muka hanya saja cuma 1 minggu sekali. Selain itu, pakainya juga enggak usah menggunakan tenaga atau penekanan di wajah. Cukup dengan menggeser atau meratakan scrub nya aja agar rata di seluruh kulit wajah.

Oh iya setahuku enggak semua varian  St. Ives Scrub ini mengandung butiran yang kasar kok. Ada beberapa varian lain selain Apricot yang setahuku punya butiran scrub yang lebih halus.

Plus : Wanginya enak banget!
Aku menggunakan scrub ini sudah 2 bulan lebih dan overall aku tidak menemukan efek negatif apapun sih. Aku merasa biasa-biasa saja. (Mungkin karena aku enggak pernah pakai produk eksfoliasi selama 22 tahun ya, jadi sel-sel kulit matinya terlalu banyak haha 😊) Setelah dipakai memang bikin kulit wajah terasa lebih halus. Scrub ini juga enggak bikin aku jerawatan atau break out.

Hanya saja, aku juga tidak merasakan ada efek positif apapun juga sih 😊 memang sekarang kulitku jadi lebih baik (udah enggak pernah jerawatan lagi) tapi aku gak tahu apakah ini memang efek dari St. Ives Scrub ini atau bukan. Tapi untuk produk eksfoliasi mungkin memang susah untuk dicari efek langsungnya ya?


  1. Garnier Micellar Cleansing Water (All Skin Type)
Aku beli ini karena penasaran pengen nyobain micellar water hehe. Karena bingung juga mau nyobain merk apa, akhirnya aku random  aja milih merk Garnier ini. Aku beli yang botol biru karena klaimnya cocok untuk semua jenis kulit. Setahuku ada juga varian merah muda untuk kulit sensitif.
Teksturnya, ya persis air hehehe. Wanginya agak mirip kayak bau obat gitu. Terus kalau digosok di muka kadang menimbulkan busa.

Minus : aku kurang suka dengan busanya sih, jadi rasanya malah kayak pakai sabun. Cuma aku enggak tahu apakah memang semua micellar water selalu ada busanya atau enggak (?)

Plus : overall Garnier Micellar Water ini bisa membersihkan wajah dan leher dengan cukup baik, terlihat dari kapasnya yang jadi hitam gitu setiap selesai pakai di leher, cuma enggak tahu kenapa kapasku enggak pernah jadi hitam kalau dipakai di muka (apakah wajahku memang sudah bersih? Wkwkw)

Aku biasanya pakai produk ini sebelum mandi atau cuci muka, untuk membersihkan sisa-sisa skincare lain yang aku pakai di atas.


6. Acnes Creamy Wash

Aku beli ini pas wajahku jerawatan cukup parah di jidat, akibat kena “racun” dari salah satu beauty vlogger yang mengatakan sabun wajah ini bagus banget untuk menghilangkan jerawat. Jadilah aku menggunakan ini selama 2 – 3 mingguan gitu, tapi jujur aku merasa enggak terlalu ngaruh sih untuk menghilangkan jerawat. Akhirnya aku menyerah dan memutuskan memakai obat jerawat (Mediklin ungu) baru deh jerawatnya sembuh beneran heuheu.

Minus : baunya bener-bener kayak bau obat gitu. Efek menyembuhkan jerawat di aku juga enggak kelihatan.

Plus : teksturnya lumayan enak, dan setelah pakai ini memang rasanya wajah jadi bersih banget.

Oh iya! Setelah lepas dari penggunaan obat jerawat (Mediklin Ungu) aku balik lagi menggunakan sabun wajah Acnes Creamy Wash ini. Dan hasilnya, selama 1 bulan lebih aku tidak melihat ada 1 pun jerawat yang muncul! (Cuma ada kayak bintik-bintik putih gitu tapi bukan jerawat, itupun cepet banget ngilangnya). Aku enggak tahu sih ini efek dari Acnes Creamy Wash ini, atau karena produk micellar water atau scrub wajah yang aku pakai diatas. Tapi mungkin aja sabun muka ini juga memberikan pengaruh kali ya.


~~~
Oke sekian 6 produk yang saat ini aku gunakan. My skincare journey akan terus berlanjut dan semoga kulit wajah kita bisa terus improve menjadi lebih baik ya!

Oh iya, aku memilih semua skincare di atas karena harganya yang sangat terjangkau (kecuali St. Ives sepertinya wkwkwk) dan mudah ditemukan dimana-mana (bahkan mudah ditemukan di al**mart dan in**maret). Jadi untuk skincare yang lebih mahal… mungkin nanti aku coba kalau ada rezeki lebih 😊

Ingin berbagi pengalaman? Silahkan hubungi aku via kontak yang tertera di kanan layar ya ðŸ˜Š Terimakasih, semoga hari kalian menyenangkan!

Kamis, 02 Juli 2020

Keanehan - Keanehan pada Legend of Korra (LOK) !


Halo teman-teman!

Setelah mengunggah artikel terkait perbedaan serial ATLA dan LOK kemarin, kali ini aku akan mengunggah artikel terkait beberapa “kejanggalan” dalam serial LOK.

Sebagaimana yang kita ketahui, banyak penggemar Avatar Universe yang kurang menyukai serial LOK dan tidak mengangumi Avatar Korra selayaknya mereka mengagumi Avatar Aang. Banyak penggemar yang bahkan terang-terangan mengatakan bahwa serial LOK adalah serial sampah!
Well… tentu saja aku tidak sependapat dengan mereka hehe. Legend of Korra is pretty great! Walaupun aku tidak menyangkal ada beberapa “keanehan” yang ku temukan dalam serial LOK.
Kira-kira apa saja keanehan tersebut? Tidak banyak sih, but let’s find out!


1. Keanehan pada LOK Book 2 : Avatar Korra vs Vaatu

Banyak penggemar yang mengatakan book 2 adalah season LOK yang memiliki plot cerita terburuk. Keanehan banyak muncul pada pertarungan Korra melawan Vaatu. Beberapa diantaranya :

a. Korra berubah menjadi roh raksasa biru
Bagaimana mungkin Avatar Korra yang telah putus hubungan dengan energi Avatarnya bisa bersatu dengan energi kosmik dan berubah menjadi raksasa biru besar bercahaya? Hal ini menunjukkan bahwa semua orang (walaupun bukan Avatar) kemungkinan dapat melakukan hal yang sama hanya dengan duduk dan bermeditasi di dalam pohon waktu (tree of time) tempat Vaatu mulanya dikurung. Aneh bukan?

b. Apa yang dilakukan roh Jinora dalam membantu Avatar Korra melawan Vaatu?
Pada momen ini, Jinora semacam melemparkan cahaya ke dalam tubuh Vaatu dan tiba-tiba Raava kecil muncul dari dalam tubuh Vaatu. Hal ini sangat aneh karena sangat sulit bagi para penonton untuk memahami “keajaiban” apa yang sedang terjadi, karena penonton bahkan tidak memahami apa yang dilakukan oleh Jinora atau hal apa yang Jinora lemparkan ke dalam tubuh Vaatu. Lagipula, bagaimana cara Jinora mendapatkan “cahaya” tersebut?

c. Mengapa Vaatu selalu bertambah kuat dan semakin kuat, sedangkan Raava terus melemah tanpa sebab?
Ketika Vaatu terlepas dari Raava, alur cerita selalu memperlihatkan Vaatu yang semakin besar dan semakin kuat, sedangkan Raava terus melemah. Selain itu, semua roh juga terlihat berubah menjadi jahat sesuai dengan pengaruh Vaatu. Yang menjadi pernyataan, mengapa Vaatu bisa mendominasi dengan sangat mudah? Bukankah Raava dan Vaatu mempunyai kekuatan yang sama besar? Maka seharusnya Raava juga memiliki potensi untuk membuat roh menjadi bersifat baik, bukannya terus bertambah kecil tanpa alasan.

d. Kemana Vaatu setelah Avatar Korra memusnahkannya?
Kondisi Vaatu yang terkurung dalam pohon waktu (tree of time) selama 10.000 tahun tentu mudah dipahami oleh para penonton, namun setelah Avatar Korra memusnahkannya, kemanakah Vaatu pergi? 
Jika Vaatu muncul kembali di dalam diri Raava (Selayaknya Raava kecil yang muncul dari dalam tubuh Vaatu), apakah itu berarti dalam diri Avatar Korra (karena Raava sudah bersatu dengan roh sang Avatar) juga sedikitnya terdapat setitik kegelapan atau kejahatan?


2. Keanehan pada LOK Book 3 : Zaheer dan Guru Laghima

a. Siapa Guru Laghima?
Pada book 3, kita diperkenalkan dengan seorang nama baru oleh Zaheer, yaitu Guru Laghima. Guru Laghima digambarkan sebagai seorang guru spiritual masa lampau yang memiliki kemampuan langka berupa terbang di udara. Yang menjadi pernyataan, mengapa Avatar Aang dalam ATLA sama sekali tidak pernah menyinggung soal Guru Laghima?
Jika Guru Laghima memang seorang pengendali udara yang sangat hebat serta hidup di masa lampau, maka sudah seharusnya Avatar Aang minimal mengetahui sosok tersebut, dan mungkin juga terinspirasi olehnya. Namun, dalam serial ATLA kita sama sekali tidak pernah mendengar soal Guru Laghima. Apakah ilmu yang dimiliki Avatar Aang belum sedalam itu?
Jika ada pertanyaan tambahan “mengapa Avatar Aang tidak bisa menguasai ilmu terbang di udara jika ia adalah pengendali udara terhebat?” Hal ini mungkin dapat dipahami karena Avatar Aang tidak pernah melepaskan dirinya terhadap ikatan duniawi (anak dan istri) sedangkan Zaheer baru dapat melakukan keahlian tersebut setelah ikatan duniawinya, P’Li (kekasih Zaheer) meninggal dunia.

b. Bagaimana Zaheer bisa langsung menjadi pengendali udara yang hebat?
Sebagaimana yang kita lihat dalam serial LOK, orang-orang yang baru mendapat kemampuan mengendalikan udara setelah berlangsungnya korvengensi harmonik masih perlu banyak belajar dan latihan untuk mampu mengendalikan udara dengan baik. Zaheer adalah salah satu orang tersebut. Namun, bagaimana mungkin Zaheer “secara tiba-tiba” bisa menjadi pengendali udara yang super hebat tanpa belajar dengan siapa-siapa? Zaheer juga tiba-tiba memahami banyak pengetahuan tingkat tinggi dari pengendali udara (misalnya kemampuan terbang milik Guru Laghima) padahal Ia terkurung selama 13 tahun dan tidak pernah diceritakan pernah mempelajari hal tersebut.


3. Bagaimana Korra bisa keluar dan masuk Avatar State dengan sangat mudah?
Dalam serial ATLA kita bisa melihat bahwa masuk ke dalam Avatar State adalah hal yang sangat sulit. Pertama, Avatar Aang harus belajar membuka ke-7 cakra nya terlebih dahulu bersama Guru Pathik. Kedua, Avatar Aang hanya bisa masuk ke dalam Avatar State saat keadaan mendesak atau kondisi yang mengancam nyawa. Hal inilah yang membuat Avatar State menjadi sesuatu yang “spesial”.
Hal ini sama sekali berkebalikan dengan yang kita temui dalam serial LOK. Dalam serial ini, tidak pernah diceritakan Avatar Korra belajar mengenai cara membuka cakra. Avatar Korra juga bisa masuk dan keluar Avatar State dengan mudah sesuai dengan keinginan. Avatar Korra bahkan pernah menggunakan Avatar State untuk memenangkan permainan balap bola udara dengan Ikki, Jinora, dan Meelo. Hal ini sedikitnya membuat Avatar State terasa tidak terlalu spesial lagi.
Meski demikian, hal ini mungkin saja dapat disebabkan oleh perbedaan usia antara Avatar Aang dengan Avatar Korra. Siapa yang tahu kalau ternyata pada usia sebaya Avatar Korra, Avatar Aang juga sudah bisa keluar dan masuk Avatar State sesuai dengan keinginannya? Who knows.


~~~

Oke deh sekian dulu pembahasan mengenai beberapa keanehan dalam serial LOK.
Sebenarnya terdapat beberapa hal menarik lain untuk dibahas, seperti bagaimana Avatar Korra akhirnya bisa berpacaran dengan Asami, apakah Sokka mempunyai keluarga, dan siapakah suami dari Toph Beifong? Namun karena hal tersebut bukanlah keanehan, jadi aku tidak akan membahasnya disini hahaha.

Kalau kalian penggemar Avatar Universe juga, kalian bisa lho berdiskusi denganku melalui kontak yang tertera di kanan layar. Terimakasih sudah membaca! Yip, Yip!




Perbedaan Avatar The Last Arbender (ATLA) dan Legend of Korra (LOK) !


Halo teman-teman!
Setelah 15 tahun berlalu, serial Avatar The Last Airbender (ATLA) kembali booming karena ditayangkan ulang oleh Netflix dan berhasil menyita perhatian pengguna Netflix. Sekuel dari ATLA yaitu Legend of Korra (LOK) juga tak luput menjadi perhatian. Kedua series ini memang masterpiece banget!
Apakah kalian juga salah satu penggemar Avatar Universe? Kalau iya, kita sama!

Tapi, sedih rasanya melihat banyak penggemar ATLA di luar sana yang menghujat serial LOK karena menurut mereka serial LOK tidak sebagus serial pendahulunya, ATLA. Padahal, 2 serial ini tidak seharusnya dibanding-bandingkan karena keduanya sangat berbeda lho!
Sebagai wujud kecintaanku pada serial ATLA dan LOK, aku akan menulis artikel mengenai perbedaan serial ATLA dan LOK. Kira-kira apa saja perbedaannya? Yuk simak artikel berikut!


1. ATLA berlatarbelakang waktu yang lebih kuno, sedangkan LOK memiliki latar belakang waktu yang lebih modern.

Hal ini merupakan perbedaan yang cukup jelas dari 2 serial ini, sehingga tentu saja tantangan yang dihadapi oleh Avatar Aang tidak bisa disamakan dengan tantangan yang dihadapi oleh Avatar Korra. Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi oleh Avatar Korra memang lebih kompleks dan rumit karena sudah melibatkan unsur-unsur teknologi.
Pada serial ATLA, dapat dilihat bahwa kehidupan masyarakat masih sangat tradisional, yaitu bergantung pada mata pencaharian pokok seperti pertanian dan perikanan. Kehidupan masyarakat juga masih sangat bergantung pada kemampuan pengendalian 4 unsur alam (bending). Tapi pada serial LOK, kemampuan pengendalian ini bisa “digeser” oleh kemajuan teknologi.
Satu-satunya teknologi canggih yang dapat kita lihat pada serial ATLA mungkin hanyalah mesin pengebor dinding yang dibuat oleh Negara Api untuk menghancurkan dinding luar Kota Ba Sing Se. Tapi pada serial Korra, telah bermunculan teknologi canggih lain seperti motor, mobil, pesawat udara, robot, listrik, dan lain-lain.


2. Keseluruhan serial ATLA hanya memiliki 1 tujuan (Avatar Aang hanya memiliki 1 musuh) sedangkan serial LOK tidak memiliki 1 tujuan tersebut (Avatar Korra memiliki banyak musuh)

Serial ATLA  terdiri atas 3 season, dimana keseluruhan season itu hanya mengarah pada 1 tujuan : mengalahkan raja api Ozai. Menurutku, hal ini merupakan suatu kelebihan dari serial ATLA, karena penonton menjadi lebih mudah memahami dan mengikuti alur cerita serta selalu penasaran untuk menonton kelanjutan cerita. Akhir cerita juga akan memberi kepuasan tersendiri bagi penonton yaitu ketika Avatar Aang berhasil mengalahkan raja api Ozai.
Sementara itu, serial LOK tidak memiliki 1 tujuan khusus seperti yang terdapat pada serial ATLA. Serial LOK terdiri atas 4 season, dan setiap season nya menceritakan hal yang berbeda, atau menghadirkan musuh-musuh baru bagi Avatar Korra. Hal ini dapat menimbulkan kesan “hambar” pada penonton karena sejak awal tidak ada goal utama yang ingin dicapai.


3. Karakter Avatar Aang dan Avatar Korra yang sangat jauh berbeda (bahkan berkebalikan)

Sejak awal, Avatar Aang diceritakan sebagai seseorang yang cinta damai dan sangat bijaksana. Pada awal kemunculannya, Avatar Aang bahkan menolak mengakui bahwa dirinya adalah Avatar. Kesimpulannya, dia sama sekali tidak menginginkan menjadi Avatar.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan Avatar Korra, dimana pada usia balita Avatar Korra telah mampu mengendalikan 3 unsur alam (air, tanah, dan api) serta dengan lantang berteriak “I’m the Avatar and you gotta deal with it!” yang berarti dia sangat bangga dengan statusnya sebagai Avatar. Selama masa remajanya, ia juga berkali-kali menunjukkan rasa bangga dan tanggung jawabnya sebagai seorang Avatar.
Avatar Korra juga sama sekali tidak menunjukkan sikap cinta damai sebagaimana sikap yang ditunjukkan oleh Avatar Aang. Avatar Korra adalah pribadi yang keras, pemarah, dan cepat tersinggung. Ketika bermasalah dengan orang lain, Avatar Korra hampir selalu menggunakan cara kekerasan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini jauh berbeda dengan Avatar Aang yang selalu mencoba untuk melakukan diplomasi atau cara damai terlebih dahulu.


4. ATLA adalah serial untuk anak-anak, sedangkan LOK sama sekali tidak cocok ditonton oleh anak-anak!

Pada awal kemunculannya, serial ATLA memang didesain sebagai tontonan anak khususnya yang berada pada usia 7 – 13 tahun. Hal ini diperkuat dengan tokoh utama yaitu Avatar Aang yang memiliki watak cinta damai dan sangat bijaksana. Alur cerita serial ATLA juga sangat banyak mengandung pesan moral yang sarat makna. Meskipun terdapat beberapa adegan berciuman, namun adegan tersebut tidaklah terlalu berlebihan.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan serial LOK yang tampaknya lebih cocok ditonton oleh remaja usia 15 bahkan 17 tahun ke atas. Jika diperhatikan, serial LOK menunjukkan hal-hal yang negatif seperti keputusan untuk bunuh diri (ketika Tarlok memutuskan untuk bunuh diri di atas kapal milik Amon), perselingkuhan (dari skandal Avatar Korra – Mako – Asami), pergaulan bebas (Lin  dan Suyin Beifong memiliki ayah yang berbeda dan keduanya tidak tahu siapa ayah mereka) dan LGBT / Lesbian-Gay-Biseksual-Transgender (dilihat dari akhir kisah LOK, dimana akhirnya Avatar Korra berpacaran dengan Asami). Pesan-pesan seperti ini tentu memerlukan pribadi yang lebih dewasa untuk mengolah mana pesan yang positif dan negatif, serta sangat tidak cocok ditonton oleh anak-anak.


5. Tim Avatar Korra dalam LOK tidak terbentuk melalui persahabatan seperti Tim Avatar  Aang dalam ATLA.

Tim Avatar Aang dalam ATLA terbentuk melalui kisah persahabatan yang ciamik antara Katara, Sokka, Toph, Aang, dan Zuko. Walaupun pada akhirnya Katara dan Aang menikah (dan mungkin juga Toph dan Sokka, menurut para fans), namun selama serial ATLA berlangsung kisah percintaan yang ditampilkan sangatlah minim. Melainkan, kelima tokoh tersebut digambarkan memiliki persahabatan yang tidak terpisahkan.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan tim Avatar Korra dalam serial LOK. Tim Avatar Korra terbentuk dari kisah cinta segitiga (atau bahkan segi empat) yang sangat rumit antara Bolin, Avatar Korra, Mako, dan Asami. Kisah berawal dari Bolin yang menyukai Avatar Korra, namun Avatar Korra menyukai Mako, namun Mako menyukai Asami. Mako kemudian meninggalkan Asami dan menjalin hubungan dengan Avatar Korra, namun akhirnya putus dan kembali dengan Asami, sampai akhirnya putus lagi. Pada akhir cerita, justru Avatar Korra dikisahkan berpacaran dengan Asami. Pembentukan tim Avatar dengan pola yang aneh seperti ini membuat ikatan antar anggota tim Avatar tidak terlalu kuat dan tidak “berkesan” seperti tim Avatar Aang. Malah, tim Avatar Korra terlihat aneh karena adanya “skandal” percintaan diantara ke-4 tokoh.
Meski demikian, pesan moral yang dapat dipetik dari serial LOK adalah tidak sebaiknya masalah percintaan dijadikan alasan untuk bermusuhan atau memutus tali pertemanan. Tapi tentu saja, pesan moral ini hanya bisa ditangkap oleh penonton yang cukup umur.


6. ATLA adalah serial yang penuh dengan humor, sedangkan LOK minim akan hal tersebut.

Selayaknya serial anak-anak, ATLA memang didesain sebagai serial yang menghibur dan mengundang gelak tawa. Salah satu tokoh utama yang membawa sense of humor dalam serial ATLA adalah Sokka. Meski demikian, unsur lucu dalam serial ATLA dapat berasal dari banyak tokoh lain, bahkan dari Zuko yang awalnya digambarkan sebagai tokoh antagonis.
Sementara itu serial LOK, layaknya serial untuk dewasa lainnya, lebih menampilkan sisi perjuangan dan pergolakan yang dialami oleh Avatar Korra. Humor yang ada dalam jalan cerita sangat minim, dan hanya dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu seperti  Bolin, itupun dalam porsi yang tidak banyak.
Pada serial ATLA, tokoh utama yaitu Avatar Aang selalu dapat menghadirkan momen lucu dalam setiap episode. Sementara itu, sangat jarang sekali dapat kita temukan momen untuk “menertawakan” Avatar Korra karena kepribadiannya yang sangat keras dan kaku.



7. Avatar Korra mampu bertarung melawan roh, sedangkan hal terkait ini minim diceritakan dalam serial ATLA.

Tentu saja kita pernah melihat Avatar Aang menenangkan roh panda yang mengamuk karena hutannya dibakar, atau melihat Avatar Aang berpetualang dalam dunia roh (spirit world). Namun, hal ini masih belum seberapa dibandingkan interaksi Avatar Korra dengan para roh. Avatar Korra bahkan membuka portal penghubung dunia material dengan spirit world, bertarung dengan para roh, menjinakkan para roh, bahkan melawan roh jahat yang utama yaitu roh kegelapan Vaatu.


8. Serial ATLA membuat kita bertanya-tanya “Apa itu Avatar”, sedangkan serial LOK menjawab pertanyaan tersebut.

Pada serial ATLA, kita mungkin hanya menggambarkan Avatar sebagai sosok yang hebat dan mendapat berkah dari Tuhan berupa kemampuan mengendalikan 4 elemen alam sehingga mampu menjaga keseimbangan dunia. Namun pernahkah kita berpikir, bagaimana asal usul Avatar tersebut?
Hal tersebut terjawab dalam serial LOK, dimana diketahui bahwa Avatar tercipta karena bersatunya roh manusia dengan roh cahaya yang utama yaitu Raava. Pada serial LOK juga diceritakan kisah dari Avatar pertama, yaitu Avatar Wan.


9. Serial ATLA menceritakan petualangan tim Avatar mengelilingi dunia, sedangkan serial LOK cenderung belatarbelakang tempat pada satu lokasi saja.

Menonton serial ATLA, entah bagaimana rasanya penonton diajak untuk berkeliling dunia bersama sang bison terbang, Appa. Setiap season ATLA menyajikan petualangan tim Avatar yang berpindah-pindah tempat dengan cepat, dari Kutub Selatan ke Kerajaan Bumi, kemudian ke Kuil Udara, lalu ke Negara Api, dan seterusnya. “Sensasi” ini cukup sulit kita temukan dalam serial LOK.
Tentu saja kita pernah melihat Korra mengunjungi Kutub Selatan, Kuil Udara, dan Kerajaan Bumi, tapi entah mengapa “perjalanan” tersebut tidak terlalu terasa. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam satu season biasanya hanya berlatar tempat pada satu lokasi saja, misalnya book 1 yang hanya berlatar tempat di Kota Republik, dan book 4 yang hanya berlatar tempat di Kerajaan Bumi (walaupun ada sedikit bagian di Kota Republik). Pada serial ini kita bahkan tidak sedikitpun melihat bagaimana keadaan Negara Api! (serius, bagaimana penampakan Negara Api sekarang?). Selain itu, jalan cerita LOK juga terkesan terlalu “Kota Republik Sentris”.


10. Pada serial ATLA, season 1 sampai 4 memiliki latar waktu yang terus berkelanjutan. Sedangkan pada serial LOK, terdapat jeda waktu yang cukup panjang antara tiap season nya.

Perbedaan ini mungkin dapat dipahami karena pembagian season pada serial ATLA bukan lebih didasarkan pada garis waktu, melainkan pada elemen yang harus dipelajari oleh Avatar Aang (air, bumi, api). Oleh karena itu, antara season satu dengan yang lainnya merupakan kejadian yang terus berkelanjutan.
Sementara itu, tiap season dalam avatar Korra lebih didasarkan pada garis waktu, dimana terdapat jeda waktu antara tiap season nya. Jeda waktu paling lama adalah pergesaran dari book 3 menuju book 4, dimana terdapat jeda waktu 3 tahun antara kedua season tersebut.


~~~

Oke deh sekian dulu pembahasan perbedaan serial ATLA dan LOK versiku.
Meskipun sangat berbeda dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing, 2 serial diatas tetap menjadi karya agung yang sangat luar biasa bagi pecinta kartun aksi!

Kalau kalian penggemar Avatar Universe juga, kalian bisa lho berdiskusi denganku melalui kontak yang tertera di kanan layar. Terimakasih sudah membaca! Yip, Yip!