Increase Your Knowledge :)


Sabtu, 08 Agustus 2015

Inovasi Cerdas Sang Mantan Bintang Rokok

Inovasi Cerdas Sang Mantan Bintang Rokok

Dengan menggunakan setelan baju dan celana berwarna serba hitam, lelaki paruh baya itu melangkah dengan berwibawa ke dalam ruangan. Dengan megambil latar sebuah lukisan penari kuno, ia berpose di depan kamera. Dengan bangga ia menunjukkan piagam dan piala penghargaannya dihadapan para jurnalis.
 Ya, ia memang patut diberi penghargaan oleh Komnas Pengendalian Tembakau atas usahanya melindungi warga kota dari epidemi rokok. Sebagai seorang walikota, ia paham betul tentang bahaya rokok dan ancaman penyakit yang mengintai warganya. Untuk itu, berbagai kebijakan emas telah ia keluarkan demi melindungi warganya. Namun, siapa yang menyangka bahwa ternyata dulu ia justru sempat menjadi bintang iklan produk rokok?
 Ialah Ridwan Kamil, ST. MUD. Atau yang akrab disapa Kang Emil. Ia adalah seorang arsitek, dosen teknik arsitektur ITB, aktivis pengendalian tembakau, sekaligus menjadi walikota Bandung. Pria kelahiran 4 Oktober 1971 ini mulai menjabat sebagai walikota sejak 16 September 2013 bersama wakilnya yang bernama Oded Muhammad Danial.
Belum genap satu tahun menjabat sebagai walikota Bandung, ia telah melakukan berbagai gebrakan kebijakan untuk menata kembali kota Bandung. Salah satu yang patut diacungi jempol, adalah keberanian Kang Emil menelurkan kebijakan soal penanggulangan rokok.
Setelah Rabu nyunda, Kamis english, dan Jumat bersepeda, Kang Emil telah mencanangkan program pengendalian tembakau yang disebut “kampanye satu hari tanpa rokok”. Adapun pilihan harinya jatuh pada hari Selasa. Dimana pada hari itu, ia mengimbau seluruh warga Bandung untuk tidak mengepulkan asap rokok mereka, satu hari dalam seminggu di sudut manapun di kota Bandung.
Saat ini, kebijakan Selasa Tanpa Rokok memang masih soft atau belum dilengkapi dengan sanksi yang konkret. Kebijakan tersebut memang masih sekadar untuk mengetes niat dan keseriusan masyarakat. Namun walau begitu, Kang Emil berpendapat bahwa bahkan sebelum sanksi dibuat, respons masyarakat Bandung sudah cukup bagus.
Tidak hanya satu hari tanpa rokok,  ia juga mengeluarkan kebijakan melarang pemasangan iklan rokok di jalanan kota Bandung. “Sesuai aturan, per Desember 2013, seharusnya sudah tidak boleh ada lagi iklan-iklan rokok. Kalau masih ada pengiklanan rokok tentu akan kita tindak dan cabut.” Ujarnya kepada wartawan Kompas pada 23 April lalu.
Meskipun begitu, ia mengaku masih banyak terdapat biro iklan nakal yang nekat menjual space iklan kepada pengusaha rokok. Bahkan, beberapa diantara mereka banyak yang melapor ke polisi lantaran tidak terima iklannya diobrak-abrik Satpol PP Bandung. “Saya tidak akan gentar menghadapi laporan-laporan dari biro iklan yang kesal. Jika perlu, Pemkot Bandung akan melaporkan balik pengusaha-pengusaha biro iklan reklame yang tidak mematuhi peraturan. Saya disini menyemangati anggota Satpol PP yang sering dilaporkan ke polisi oleh biro-biro iklan yang sebenarnya menggertak saja,” ungkapnya kepada wartawan Kompas.
Inovasi kreatif kang Emil tidak hanya berhenti sampai disitu. Kang Emil juga mencanangkan Car Free Day yang ia desain untuk mengurangi polusi kota. Untuk itu, ia juga menginstruksikan jajaran Satpol PP Bandung untuk menegur warga yang ketahuan merokok di Car Free Day. “Car Free Day diadakan untuk mengurangi polusi kendaraan. Jika masih ada yang merokok, sama saja membuat polusi. Jadi jangan kesal kalau nanti ada denda atau hal-hal yang sifatnya paksaan karena itu diperlukan.” Pungkasnya kepada wartawan Detik, 16 Februari lalu.
Lantas. Melalui media apa ia mensosialisasikan kampanye pengendalian tembakau tersebut kepada masyarakat? inilah sisi unik dari Kang Emil. Rupanya ia menggunakan media sosial yang tengah digandrungi anak muda masa kini, twitter, untuk memuluskan kebijakannya. Melalui akun twitternya @ridwankamil , Kang Emil berinteraksi dengan warga kota Bandung. “Jangan lupa besok kita latihan #SelasaTanpaRokok. Mari.” Kicaunya di twitter pada 19 Mei lalu.
Melihat begitu gigihnya sang walikota Bandung ini mengkampanyekan pengendalian tembakau, tak akan ada yang menyangka bahwa dulunya ia adalah seorang bintang iklan rokok. Rumor tersebut mulai beredar ketika salah satu pengguna twitter, @sheque , menulis "Ridwan Kamil dulu bintang iklan rokok sekarang nglarang iklan rokok. Jadi inget mbak Inneke Koesherawati dulu main film panas sekarang berhijab," di akunnya pada tanggal 23 April lalu.
Rumor tersebut ternyata benar adanya. Jika kita mengetik “Iklan Rokok Ridwan Kamil” pada kolom search situs youtube, akan muncul video iklan rokok yang telah diunggah sejak 23 Desember 2010. Video berdurasi 30 detik itu menampilkan sosok Ridwan Kamil, dengan backsound berbunyi “Ridwan Kamil, pemenang Award Winning Architect. Karyanya memberi inspirasi pada ruang, lahir dari semangat yang tak lekas puas, keras perjuangannya atas idealisme, demi keselarasan kota dan manusia. Menciptakan suatu fungsi yang saling mengisi. Tanpa banyak kata, menginspirasi melalui imajinasi, Talk Less Do More.”
Sejak saat itu, Kang Emil jadi sering disindir dan dibully terkait masa lalunya tersebut. Banyak tweet bernada miring yang ditujukan kepadanya. Sementara itu, Ditemui oleh wartawan Detik di Griya Jenggala tanggal 20 Mei lalu, Kang Emil justru menanggapi berita tersebut dengan canda. “Enggak apa-apa. Mendingan jadi mantan preman daripada jadi mantan ustad.” Guraunya sambil tertawa.
Kang Emil menambahkan, sempat terlibat dengan industri rokok memang salah satu penyesalan terbesar dalam hidupnya. Apalagi dahulu ia sempat menjadi perokok walau hanya sebatas sociosmoker (hanya merokok jika berada di lingkungan para perokok). Namun kini, ia telah menjabat sebagai seorang kepala daerah yang selayaknya menjadi panutan warga. Oleh karena itulah ia berhenti merokok dan justru menjadi aktivis penanggulangan tembakau.
            Berkaca dari kisah hidup dan perjuangan Kang Emil dalam memberantas rokok, maka memang pantas rasanya ia meraih penghargaan atas inovasinya menciptakan kebijakan penanggulangan tembakau. Pada tanggal 19 Mei 2014, Komnas Pengendalian Tembakau secara resmi telah menyerahkan penghargaan kepada Kang Emil. Penghargaan tersebut diserahkan bertempat di Griya Jenggala, Jalan Jenggala 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
            Ketua Komnas Pengendalian Tembakau, Dr. Prijo Sidipratomo, mengaku sangat mengapresiasi kebijakan dari Kang Emil tersebut. menurutnya, tak banyak pemimpin di negeri ini yang berani menegakkan peraturan perihal rokok. “Beliau berani mengambil keputusan yang tidak populer. Tidak banyak orang di negeri ini yang berani jadi risk taker soal rokok.” Ungkapnya pada wartawan Detik pada 19 Mei lalu.
            Untuk itu, sudah seharusnya makin banyak pemimpin daerah di Indonesia yang mengikuti jejak Kang Emil tersebut. Jika saja Indonesia serius dalam menanggulangi bahaya rokok, tentu akan berdampak positif bagi bangsa ini. Selain warganya yang semakin sehat, terhindar dari berbagai penyakit mematikan akibat rokok, lingkungan juga akan semakin asri dan bebas dari polusi. Kang Emil dan kita semua berharap, semoga nantinya masyarakat Bandung maupun Indonesia, dapat berhenti merokok untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat. Ayo, sama-sama jadi aktivis pengendalian tembakau!
***
Daftar Pustaka
Anonim, 2014. Ridwan Kamil Lindungi Masyarakat dari Bahaya Rokok. Diakses dari http://www.publikanews.com/2014/05/ridwan-kamil-inovasi-pemimpin-muda.html pada tanggal 22 Mei 2014.
Aditya, 2014. Rupanya Kang Emil Dulu Pernah Jadi Bintang Iklan Rokok. Diakses dari http://health.liputan6.com/read/2041969/rupanya-kang-emil-dulu-pernah-jadi-bintang-iklan-rokok pada tanggal 22 Mei 2014.
Anonim, 2014. Masih Ada yang Merokok di CFD, Ridwan Kamil: Itu Sebagian Wajah Indonesia. Diakses dari http://www.kompak.co/news-update/masih-ada-yang-merokok-di-cfd-ridwan-kamil-itu-sebagian-wajah-indonesia/ pada tanggal 22 Mei 2014.
Anonim, 2014. Ridwan Kamil: Tak Boleh Ada Lagi Iklan Rokok di Bandung. Diakses dari http://www.kompak.co/news-update/ridwan-kamil-tak-boleh-ada-lagi-iklan-rokok-di-bandung/ pada tanggal 22 Mei 2014

Anonim, 2014. Ridwan Kamil. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Ridwan_Kamil pada tanggal 22 Mei 2014.

(Essay ini diikutkan sebagai peserta dalam perlombaan menulis cerita feature dalam rangka memperingati hari anti rokok tahun 2014) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar