A.
Pengertian Kronologi (Diakronik dan Sinkronik)
1. Definisi
Kronologi
Kronologi
adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi
berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah.
Manfaat dari
kronologi adalah:
·
Dapat
membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
·
Dapat
merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu dengan
tepat.
·
Dapat
menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu
yang sama.
2. Hakekat
Ruang Waktu
Menurut
ajaran Newton ruang dan waktu adalah objektif, mutlak dan bersifat universal.
Ruang
mempunyai tiga matra, yaitu atas-bawah, depan belakang, kiri kanan. Sedangkan
waktu hanya bermatra depan belakang. Di dalam ruang kita dapat pergi ke setiap
arah; di dalam waktu kita hanya dapat pergi ke depan. Untuk dapat menjelaskan
bahwa ruang dan waktu bersifat mutlak, maka Newton mengemukakan hukum gerakan
yang hakiki dari fisika kuno sebagai berikut :
•
”Suatu
benda terus berada dalam keadaan diam atau bergerak, kecuali apabila mendapat
pengaruh dari suatu keadaan yang terdapat di luar dirinya. Jika sesuatu benda
dalam keadaan bergerak, maka ia akan tetap bergerak, kecuali jika ada sesuatu –
sesuatu kekuatan – yang mengubah gerakan tersebut. Gerakan merupakan akibat
suatu kekuatan yang mempengaruhi massa”.
•
Jadi di sini gerakan bersifat mutlak yang
terjadi di dalam ruang dan waktu; dengan demikian ruang dan waktu juga bersifat
mutlak.
3. Linguistik
Sinkronik dan Linguistik Diakronik
Kronik adalah catatan tentang waktu
terjadinya suatu peristiwa sejarah.Bahasa merupakan aspek terpenting dalam
kehidupan. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisasaling berhubungan(berinteraksi)
karena bahasa adalah sarana komunikasi. Tanpa bahasa kehidupan manusia tidak
akan berkembang, karena bahasa adalah kunci dasar pengetahuan. Karena sifat
bahasa yang sangat luas, penting dan mendasar tersebut maka bahasa patut
dikaji.
Salah satu ilmu yang mengkaji bahasa
secara ilmiah adalah Linguistik. Dalam Linguistik pun sifat pengkajian bahasa
di dalamnya masih luas. Hal ini menyebabkan Linguistik harus dibagi dalam
beberapa cabang agar pengkajiannya lebih fokus dan terarah, di antaranya adalah
Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
a. Linguistik Sinkronik
Pengertian
Adapun pengertian dari linguistik sinkronik yang akan dibahas dalam laporan ini adalah pengertian linguistik sinkronik menurut KBBI dan Ferdinand de Saussure
•
Kata
sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang
berarti waktu, masa. Dengan demikian, linguistik sinkronis mempelajari bahasa
sezaman. Fakta dan data bahasa adalah rekaman yang diujarkan oleh pembicara,
atau bersifat horisontal. Linguistik sinkronis adalah mempelajari bahasa pada
suatu kurun waktu tertentu, misalnya mempelajari bahasa Indonesia di masa
reformasi saja
•
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang
bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas.
•
Menurut
Ferdinand pengertian linguistik secara sinkronik artinya mempelajari bahasa
dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau
terbatas. Saussure juga mengemukakan bahwa kajian bahasa secara sinkronis amat
perlu, meskipun beliau banyak berkecimpung dalam kajian diakronis. Bahkan
baginya, kajian sinkronis bahasa mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan
kajian diakronis tidak. Bahkan bagi penggunanya, sejarah bahasa tidak
memberikan apa-apa kepada pengguna bahasa mengenai cara penggunaan bahasa. Ada
yang perlu bagi pengguna bahasa, yaitu état de langue atau suatu keadaan
bahasa. Suatu keadaan bahasa terbebas dari dimensi waktu dalam bahasa yang
justru memiliki watak kesistematisan.
Simplenya,
sinkronis dapat dikatakan……
Berdasarkan uraian di atas dapat di
ambil kesimpulan bahwa pengertian linguistik sinkronik adalah subdisiplin ilmu
linguistik yang mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu bahasa atau
bahasa-bahasa dalam kurun waktu (masa) tertentu.
Tujuan
Adapun tujuan adanya linguistik
sinkronik yaitu mengetahui bentuk atau struktur bahasa pada masa tertentu.
Ciri-ciri
linguistik sinkronik
•
Mengkaji
bahasa pada masa tertentu
•
Menitik
beratkan pengkajian bahasa pada strukturnya(karakrternya)
•
Bersifat
horizontal
•
Tidak
ada konsep perbandingan
•
Cakupan
kajian lebih sempit
•
Memiliki
sistematis yang tinggi
•
Bersifat
lebih serius dan sulit
•
Mengurusi
hubungan-hubungan logis dan psikologis yang menghubungkan unsur-unsur yang
hadir bersama dan membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran kolektif
yang sama.
b. Linguistik Diakronik
Pengertian
Adapun pengertian dari Linguistik Diakronik yang akan dibahas adalah pengertian linguistik sinkronik menurut KBBI dan Ferdinand de Saussure
•
Kata
diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang berarti melalui, dan khronas
yang berarti waktu, masa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan linguistik
diakronis adalah subdisiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu
bahasa dari masa ke masa. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya
menyelidiki perkembangan bahasa Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di
Kedukan Bukit sampai kini.
Linguistik
diakronis adalah semua yang memiliki ciri evolusi. Diakronis tidak mengubah
sistem karena kata yang berubah pun adalah sistem dalam bentuk yang lain dengan
sistem sebelumnya. Perubahan kata terjadi di luar kemampuan siapa pun.
Dalam KBBI
linguistik diakronik yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan pendekatan
terhadap bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu; bersifat historis.
Simplenya,
diakronis dapat dikatakan……
Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian linguistik diakronis adalah subdisiplin Linguistik
yang mengkaji sejarah atau evolusi bahasa (historis) seiring berlalunya waktu
(masa).
Tujuan
Adapun tujuan adanya linguistik
diakronik yaitu mengetahui keterkaitan yang mencakup perkembangan suatu bahasa
(sejarah bahasa) dari masa ke masa.
Ciri-ciri
linguistik diakronik
•
Mengkaji
bahasa dengan berlalunya masa
•
Menitik
beratkan pengkajian bahasa pada sejarahnya
•
Bersifat
historis atau komparatif
•
Bersifat
vertikal
•
Terdapat
konsep perbandingan
•
Cakupan
kajian lebih luas
•
Menelaah
hubungan-hubungan di antara unsur-unsur yang berturutan dan tidak dilihat oleh
kesadaran kolektif yang sama, dan yang satu menggantikan yang lain tanpa
membentuk sistem diantara mereka
•
Memiliki
ciri evolusi
•
Tidak
memiliki sistematis yang tinggi
•
Tidak
mengubah sistem.
5. Persamaan
dan keterkaitan antara Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
•
Adapun
persamaan antara linguistik sinkronik dan linguistik diakronik yaitu:
•
Mengkaji
tentang bahasa
•
Pengkajiannya
bersifat ilmiah
•
Merupakan
cabang linguistik
•
Adapun
keterkaitan antara linguistik sinkronik dan linguistik diakronik yaitu:
Linguistik sinkronik dan diakronik
saling berhubungan, misalnya diadakan sebuah penelitian tentang bahasa “A” pada
suatu periode dengan metode diakronik, pengkajian ini akan terbantu atau
dipermudah bila pengkajian bahasa “A” pada periode tersebut menggunakan juga
metode Sinkronik.
Contoh:
Misalnya kata Latin “cripus”
(berombak, bergelombang, keriting), menimbulkan kata dasar Perancis crép-, yang
membentuk kata kerja crépir ‘melepa’, dan décrépir, ‘mengupas lepa’. Pada suatu
waktu, bahasa Perancis meminjam kata Latin décrepitus, ‘usang karena usia’,
untuk membentuk décrépit; tetapi ternyata orang melupakan asal kata ini.
4. Perbedaan
Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik
Perbedaan
antara linguistik sinkronik dan lingistik diakronik dapat terlihat jelas pada
ciri-ciri dan penjabaran dari masing-masing linguistik yang telah disebutkan
diatas, yakni:
Ø Linguistik Sinkronik merupakan
subdisiplin Linguistik yang mengkaji ilmu kebahasaan yang menitik beratkan
terhadap struktur(karakter)nya pada masa tertentu, bersifat horizontal,
sistematis dan mengurusi hubungan-hubungan logis dan psikologis yang
menghubungkan unsur-unsur yang hadir bersama dan membentuk sistem, seperti
dilihat dalam kesadaran kolektif yang sama.
B. Penerapan Berpikir Diakronik & Sinkronik
1. Penerapan Berpikir Sinkronik
Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada
kurun waktu tertentu atau terbatas
Tidak
seperti diakronik , sinkronik hanya mempelajari bahasa pada satu masa dan masa
itu saja (tidak keluar lebih dari masa tersebut). Dan dalam mempelajari
linguistik diakronis, pemikiran sinkronik sangat berperan
2. Bagaimanakah Penerapan Berpikir
Sinkronik?
Singkatnya,
penerapan berpikir sinkronik itu seperti mempelajari variasi atau perubahan
terhadap suatu bahasa pada satu masa.
Contohnya…….
Kira-kira 70
tahun yang lalu, diciptakan kata Latin “canta”. “Canta” berarti “saya”
Dari kata
“canta” tersebut, diciptakanlah semacam variasi dari kata tersebut, namun
kata-kata tersebut memiliki arti yang berbeda
Misalnya,
kata “cantu” yang berarti kamu, kata “cantan” yang berarti mereka dan kata
“cantane” yang berarti kami.
Jadi Pada
Dasarnya…..
Penerapan
sinkronik adalah pada suatu masa tertentu, dimana terjadi perubahan atau
penciptaan kata atau bahasa baru yang didasarkan pada bahasa atau kata yang
telah ada pada masa tersebut
Penerapan
sinkronik lebih rumit daripada diakronik karena kita mempelajari “variasi”
suatu bahasa
Penerapan
Berpikir Diakronik
Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, diakronik adalah mempelajari bagaimana suatu
bahasa berkembang dari suatu masa sampai sekarang
Tidak
seperti sinkronik, diakronik mempelajari asal muasal suatu bahasa dan melihat
perkembangan bahasa tersebut dari masa ke masa dan sampai sekarang
3. Bagaimanakah Penerapan Berpikir
Diakronik?
Singkatnya,
diakronik mempelajari bagaimana suatu bahasa berkembang dan meninjau
perubahan-perubahan yang terjadi kepadanya seiring melewati masa-masa hingga
sekarang
Contohnya….
Dulu
diciptakan kata Latin “castellium” yang berarti kastil. Lalu beberapa tahun
kemudian kata tersebut berubah menjadi “castellina”.
Kemudian
kata tersebut berubah menjadi “castillia” dan sekarang kata tersebut telah
berubah menjadi “castella” (berarti istana atau kastil dalam bahasa Latin)
Jadi
Singkatnya
Penerapan
diakronik adalah dimana kita melihat bagaimana suatu bahasa atau kata
berkembang dari masa ke masa, namun makna atau arti dari kata atau bahasa itu
tidak berubah
C. Menjelaskan Pengertian Zaman Pra-aksara
Pengertian Zaman Pra-aksara
Masa
pra-aksara atau juga disebut juga masa prasejarah. Masa ini merupakan zaman
ketika manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah
disebut manusia purba. Peradaban manusia mulai berkembang sejak masa purba atau
disebut masa pra-aksara. Apakah yang dimaksud masa pra-aksara? Pra-aksara
berasal dari kata “pra” yang artinya sebelum dan “aksara” yang artinya tulisan.
Jadi, masa pra-aksara arinya zaman ketika manuia belum mengenal tulisan.
Pada zaman
pra-aksara manusia belum meninggalkan bukti-bukti tertulis. Bagaimanakah cara
kita mempelajari kehidupan manusia pada zaman tersebut? Untuk mengetahui
kehidupan pada masyarakat pada masa pra-aksara, kita dapat melakukan penelitian
terhadap benda-benda purbakala yang ditemukan, misalnya fosil dan artefak
Fosil
Fosil adalah
sisa makhluk hidup dan tumbuhan yang telah membatu. Fosil yang dapat memberi
petunjuk tentang kehidupan manusia zaman pra-aksara disebut fosil pandu atau
“leitfosil”. Ilmu yang mempelajari tentang fosil adalah “palaentologi”.
Sedangkan artefak adalah alat-alat yang digunakan oleh manusia purba untuk
memenuhi kebutuhannya. Alat-alat tersebut terbuat dari batu, tulang,duri,
maupun logam.
Contoh dari fosil-fosil
Ilmu Arkeologi & Palaentologi
Ilmu arkeologi adalah ilmu yang mempelajari
kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang
di tinggalkan
Seperti: intepretasi data berupa, artefak (budaya
bendawi seperti kapak batu dan bangunan
candi ) dan ekofak (benda lingkungan seperti batuan, rupa muka
bumi dan fosil)
Ilmu palaentologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
fosil dengan menggabungkan ilmu biologi & geologi.
D. TAHAP- TAHAP KEHIDUPAN MANUSIA ZAMAN PRA-AKSARA
1. Tahapan Pada Zaman Pra-aksara Menurut Ilmu Geologi
1. Zaman Arkaekum/Azoikum (Zaman Tertua)
Pada zaman ini belum stabil, kondisi bumi dan udara masih
panas, kulit bumi masih dalam proses pembentukan dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Zaman Palaeozoikum (Zaman Kehidupan Tertua)
• Keadaan
bumi belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Pada
zaman ini sudah mulai tanda-tanda kehidupan. Seperti makhluk bersel satu
(mikroorganisme),hewan-hewan kecil yang tak bertulang punggung, jenis ikan dan
jenis ganggang atau rumput-rumputan. Zaman ini juga disebut Zaman sekunder
(zaman pertama).
3. Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan)
• Pada
zaman ini kehidupan di bumi semakin berkembang. Binatang-binatang pada masa itu
mencapai bentuk yang besar sekali. Antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter,
Atlantosaurus panjangnya 30 meter. Jenis burung sudah mulai ada. Zaman ini
disebut pula dengan zaman reptil, karena pada zaman jenis binatang reptil yang
paling banyak sekali.
4. Neozoikum atau Kenozoikum
Keadaan
bumi pada zaman ini semakin membaik. Perubahan cuaca tidak begitu besar
walaupun zaman es masih ada. Kehidupan berkembang dengan pesat sekali. Zaman
ini dibagi menjadi dua zaman, antara lain:
Tersier
• Pada
zaman ini ditandai dengan semakin berkurangnya binatang raksasa. Binatang
menyusui sudah mulai ada. Beberapa jenis monyet dan kera telah mulai hidup.
Kuarter
• Pada
zaman ini telah ada tanda-tanda kehidupan manusia. Bagian-bagian zaman ini
disebut dengan istilah kala. Zaman ini dibagi dalam dua bagian yaitu;
1. Kala
Pleistosen (Dilluvium)
Disebut juga zaman es/glacial. Es
dari Kutub Utara mencair hingga menutupi
sebagian Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara. Sedangkan daerah
jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun.
2.
Kala Holosen (Alluvium)
Sebagian besar es di Kutub Utara
sudah mencair, sehingga permukaan air laut
menaik. Terbentuklah pulau-pulau
di Nusantara, mulai hidup jenis Homo Sapiens (manusia seperti kita sekarang)
2. Tahapan Pada Zaman Pra-aksara Menurut Pola Hidup
1. Pola Kehidupan
Nomaden
Nomaden
artinya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan
masyarakat pra aksara sangat bergantung kepada alam. Bahkan, kehidupan mereka
tak ubahnya seperti kelompok hewan karena bergantung pada apa yang disediakan
alam. Apa yang mereka makan adalah bahan makanan apa yang disediakan alam.
Buah-buahan, umbi-umbian, atau dedaunan yang mereka makan tinggal memetik dari
pepohonan atau menggali dari tanah. Mereka tidak pernah menanam atau mengolah
pertanian.
Ciri-ciri kehidupan masyarakat nomaden adalah sebagai
berikut:
• Selalu
Berpindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Yang Lain,
• Sangat
Bergantung Pada Alam,
• Belum
Mengolah Bahan Makanan,
• Hidup
Dari Hasil Mengumpulkan Bahan Makanan Dan Berburu,
• Belum
Memiliki Tempat Tinggal Yang Tetap,
• Peralatan
Hidup Masih Sangat Sederhana Dan Terbuat Dari Batu Atau Kayu.
2. Pola Kehidupan
Semi Nomaden
Terbatasnya,
kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat menuntut setiap manusia
untuk merubah pola kehidupannya. Oleh karena itu, masyarakat pra aksara mulai
merubah pola hidup secara nomaden menjadi semi nomaden. Kehidupan semi nomaden
adalah pola kehidupan yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang
lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini
berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara-cara mengolah
bahan makanan.
Pola kehidupan semi nomaden ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
• Mereka
Masih Berpindah-pindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Lain.
• Mereka
Masih Bergantung Pada Alam.
• Mereka
Mulai Mengenal Cara-cara Mengolah Bahan Makanan.
• Mereka
Telah Memiliki Tempat Tinggal Sementara.
• Di
Samping Mengumpulkan Bahan Makanan Dan Berburu, Mereka Mulai Menanam Berbagai
Jenis Tanaman.
• Sebelum
Meninggalkan Suatu Tempat Untuk Berpindah Ke Tempat Lain, Mereka Terlebih
Dahulu Menanam Berbagai Jenis Tanaman Dan Mereka Akan Kembali Ke Tempat Itu,
Ketika Musin Panen Tiba.
• Peralatan
Hidup Mereka Sudah Lebih Baik Dibandingkan Dengan Peralatan Hidup Masyarakat
Nomaden.
• Di
Samping Terbuat Dari Batu Dan Kayu, Peralatan Itu Juga Terbuat Dari Tulang
Sehingga Lebih Tajam.
3. Pola Kehidupan
Menetap
Pola kehidupan menetap memiliki beberapa keuntungan atau
kelebihan, di antaranya:
• Setiap
Keluarga Dapat Membangunan Tempat Tinggal Yang Lebih Baik Untuk Waktu Yang
Lebih Lama.
• Setiap
Orang Dapat Menghemat Tenaga Karena Tidak Harus Membawa Peralatan Hidup Dari
Satu Tempat Ke Tempat Lain.
• Para
Wanita Dan Anak-anak Dapat Tinggal Lebih Lama Di Rumah Dan Tidak Akan
Merepotkan.
• Wanita
Dan Anak-anak Sangat Merepotkan, Apabila Mereka Harus Berpindah Dari Satu
Tempat Ke Tempat Lain.
• Mereka
Dapat Menyimpan Sisa-sisa Makanan Dengan Lebih Baik Dan Aman.
• Mereka
Dapat Memelihara Ternak Sehingga Mempermudah Pemenuhan Kebutuhan, Terutama
Apabila Cuaca Sedang Tidak Baik.
• Mereka
Memiliki Waktu Yang Lebih Banyak Untuk Berkumpul Dengan Keluarga, Sekaligus
Menghasilkan Kebudayaan Yang Bermanfaat Bagi Hidup Dan Kehidupannya.
• Mereka
Mulai Mengenal Sistem Astronomi Untuk Kepentingan Bercocok Tanam.
• Mereka
Mulai Mengenal Sistem Kepercayaan.
Dilihat
dari aspek geografis, masyarakat pra aksara cenderung untuk hidup di daerah
lembah atau sekitar sungai dari pada di daerah pegunungan. Kecenderungan itu
didasarkan pada beberapa kenyataan, seperti:
• Memiliki
Struktur Tanah Yang Lebih Subur Dan Sangat Menguntungkan Bagi Kepentingan
Bercocok Tanam.
• Memiliki
Sumber Air Yang Baik Sebagai Salah Satu Kebutuhan Hidup Manusia.
• Lebih
Mudah Dijangkau Dan Memiliki Akses Ke Daerah Lain Yang Lebih Mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar