PENIMBUNAN BBM
KENDARI--MICOM: Kepolisian
Resor Muna, Sulawesi Tenggara, menyita 12 ribu ton bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi jenis solar dan minyak tanah yang ditimbun.
Kapolres Muna Ajun Komisaris Besar
Sunarto mengatakan penyitaan itu terdiri dari jenis solar 7.765 liter atau 7,7
ton dan minyak tanah sebanyak 4.620 liter atau 4,6 ton. Pengugkapan tersebut
berdasarkan laporan dari masyarakat.
Setelah mendapatkan laporan dan
melakukan pengecekan, polisi berhasil menemukan dua tangki dan puluhan drum
tempat yang digunakan untuk penampungan BBM yang dilakukan tiga pelaku.
Tidak ada tersangka yang ditahan
dalam kasus itu. Tapi, semua barang bukti disita di Polres Muna untuk dijadikan
barang bukti.
Penimbunan dilakukan para pelaku
dengan membeli minyak di SPBU dan pangkalan dengan harga subsidi dan menimbun
di beberapa tempat untuk dijual ke perusahaan dengan harga tinggi.
Kerugian Penimbunan BBM Capai
Rp 5 Miliar
Seorang petugas menyeting harga bahan
bakar minyak (BBM) jenis pertamax saat akan mengisi kendaraan bermotor di
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan RE Martadinata, Kota
Bandung, Senin (2/4/2012). Pasca kenaikan harga pertamax dari Rp 9.850 menjadi
Rp 10.300 per liter dan pertamax plus dari Rp 10.050 menjadi Rp 10.400 per
liter di SPBU ini, pemilik kendaraan bermotor yang biasa menggunakan bahan
bakar jenis ini masih tetap normal. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
beserta pihak kepolisian menemukan banyak kasus penimbunan. Dari Data BPH Migas, estimasi nilai barang bukti penimbunan BBM untuk periode Januari sampai April 2012 mencapai Rp 5 miliar.
"Minyak
tanah estimasi harga Rp 1 milyar, Minyak Solar Rp 3,4 miliar, untuk premium Rp
890 juta. Dengan total estimasi Rp 5,4 miliar," kata Ketua BPH Migas Andi
Noorsaman Someng di kantornya, Jakarta, Selasa (8/5/2012).
Data BPH
Migas juga menemukan 218 kasus penimbunan BBM, tercatat dari bulan Januari
sampai April 2012.
"Bulan
Januari 15 kasus, Februari 13 Kasus, Maret 24 kasus, dan paling banyak 218
kasus,"papar Andi.
Mengenai
jumlah barang bukti yang telah ditemukan, BPH Migas mencatat sebanyak 586.047
liter dari berbagai jenisBBM.
"Minyak
tanah sebanyak 130 ribu liter, minyak solar 360 ribu liter, dan Premium 95 ribu
liter,"pungkas Andi.
Oknum Polisi Tambakboyo Tuban
Dekengi Penimbunan Solar
TUBAN, Jaringnews.com - Sejumlah nelayan di Kecamatan
Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengeluh pasokan BBM jenis solar di
kecamatan sering kosong. Hal tersebut disampaikan Anton seorang nelayan warga
kecamatan setempat. Mereka menduga, oknum polisi setempat mendekengi penimbunan
solar yang jelas-jelas merugikan para nelayan di Tuban.
“Setiap ingin membeli solar di SPBU
di Kecamatan Tambakboyo, pasti ada tulisan SOLAR HABIS. Petugas pun mengatakan
hal yang sama sehingga kami terpaksa harus balik,” keluh Anton kepada Jaringnews.com
pada Sabtu (5/5).
Kosongnya stok solar di Tuban
mengakibatkan kebutuhan para nelayan tidak terpenuhi. Akibatnya, para nelayan
terpaksa tidak berangkat melaut. Mereka memutuskan untuk libur. Anehnya,
kondisi seperti ini sudah berlangsung sekitar lima belas hari.
Suatu hari, seorang nelayan bernama
Aripin secara tidak sengaja menemukan dirigen besar di lokasi persawahan
belakang warung, tepatnya di Desa Klutuk, Kecamatan Tambakboyo, Tuban.
Ternyata, di situlah ditemukan tempat penimbunan solar.
Sehari setelah menemukan tumpukan
dirigen berisi solar tersebut, Aripin dan rekan-rekan seprpfesinya melakukan
penelusuran. Hasilnya, mereka menemukan oknum polisi dari mapolsek Tambakboyo
yang sering mengawasi pengisian dirigen itu. Namun, mereka tidak berani untuk
memprotes karena ada oknum polisi yang mendekengi penimbunan itu.
“Kami takut Mas untuk memprotes di
saat ada pengisian solar dari mobil tangki ke dirigen-dirigen itu. Kami hanya
sekedar minum kopi di warung dan melihatnya saja,” terang Arifin (33) Warga
Desa Tambakboyo.
Ia berharap jika memang ada oknum
anggota polisi dari Mapolsek, Kecamatan Tambakboyo yang melakukan penimbunan
solar, maka pihak Mapolres harus tegas menindaknya.
"Kami hanya bisa berharap
kepada pimpinan polisi bisa menyelidiki lokasi itu, apalagi ada dugaan oknum
polisi pun terlibat," terang Arifin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar