Ragi Tape.
Tape merupakan makanan
fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras,
beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan
fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama,
seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak
mikroorganisme.
Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro & Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan satu spesies Rhizopus, serta khamirPichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976), Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis danSaccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar 2003).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopussp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.
Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro & Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan satu spesies Rhizopus, serta khamirPichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976), Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis danSaccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar 2003).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopussp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.
1
Ragi sangat familiar dikalangan masyarakat kita, baik untuk bikin
roti atau tape atau tapai kalau org padangbilang.
Apa sih sebenarnya ragi itu? Ragi adalah
makhluk hidup, bahasa umum ilmiahnya adalah yeast. Untuk ragi roti biasanya
adalah Sachharomyces cereviciae. Aturan nulis nama latinnya harus
miring suku kata pertama huruf besar dan suku kata ke dua huruf kecil.
Jadi ragi bukanlah sesuatu yang bisa di
buat dari item bahan makanan. Ia adalah makhluk Allah tingkat rendah, yang
berukuran micro. Ragi suka akan bahan makanan yg manis, bila mengembangkan di
lab dia butuh banyak glukosa, sehingga guyon kami kalau org yg suka manis
adalah yeast, kalau suka asinEscherichia coli (daichokin atau
bakteri perut bila di bahasa Ina-kan). Ragi butuh makanan seperti layaknya manusia, butuh protein,
glukosa, dan mineral.
Kebetulan S2 saya dulu mempelajari ikatan
dishulfida pada struktur protein pada S. Cereviciae. Ragi bisa berbelah menjadi
banyak untuk perkembangbiakannya, sebagaimana mikroba lainnya juga. Jadi kalau
ada makanan ia akan berbiak terus. Dalam industri bir misalnya akhir fermentasi
jumlah ragi atau yeast itu sangat banyak sekali, karena kecepatan pembelahannya
atau penggandaanya yg singkat. Jangan itu dalam skala lab saja jumlahgnya
sangat banyak bila dilakukan fermentasi sesuatu menggunakan mikroba. Jadi bila di
Jepang ragi roti itu berasal dari limbah(baca ragi yang dipakai untuk proses
pembuatan bir) adalah suatu hal yang tak aneh beritanya bagi kaum
microbiologist. Karena memang dia masih bisa dimanfaatkan. Hanya saja tentu
melalui proses pemurnian lagi sehingga kontamin tidak ada, ragi tak tercemar.
Kenapa ragi komersil di temui dalam bentuk
tepung?
Ya itu untuk granulasinya saja,
pengemasannya, agar ia terperangkap. Ini adalah suatu cara yg lazim untuk
mengkomersialisasikan makhluk halus (baca mikroba).
Terus mungkin ada yg tanya kok bisa hidup
walau dah di suhu -20 derajat, ya itulah kelebihannya. Jangan di suhu itu di
lab saja bahkan disimpan di -80 derajat (emang dalam stock gliserol). Kalau mau
membiakkannya lagi ya kita harus bikin makan baru untuknya. Subhanallah
kebesaran Allah.
Ohya kalau nyimpan ragi roti di retoku
(freezer) ya, agar ia tak rusak atau mati, sebab di suhu ruang aktivitas
biologisnya kan jalan, kalau makanan tak ada, akan muncullah ragi yg
memproduksi zat toksin (kemungkinan begitu ada) untuk mempertahankan diri tetap
hidup, ataupun juga akan mati karena makanannya tak ada lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar