Increase Your Knowledge :)


Sabtu, 31 Oktober 2015

Pawiwahan - Ngerorod / Ngerangkat dalam Agama Hindu

PAWIWAHAN
Ngerorod / Ngerangkat dalam Agama Hindu



· Hakikat Wiwaha
Wiwaha adalah salah satu fase dalam Catur Asrama yang disebut “Grehasta Asrama” yaitu fase berumah tangga. Menurut Hindu, wiwaha adalah wajib hukumnya bagi umat Hindu.
· Tujuan Wiwaha
--Tujuan pokok : terwujudnya keluarga yang bahagia lahir dan bathin melalui unsur material dan non material
--Tujuan utama : memperoleh keturunan yang suputra (bakti kepada orang tua, leluhur, dan Tuhan. Serta cinta kasih terhadap sesama)
--Tujuan lain : membayar hutang kepada orang tua atau leluhur
· Macam – Macam Sistem Pawiwahan Agama Hindu
Terdiri dari empat :
1)               Memadik / Meminang (calon suami datang ke rumah calon istri untuk meminang)
2)               Ngerorod / Ngerangkat (atas dasar cinta sama cinta namun belum sepenuhnya disetujui orang tua / kawin lari)
3)               Nyentana / Nyeburin (pertukaran status dimana wanita sebagai purusa dan laki-laki sebagai pradana)
4)               Melegandang (tidak didasari atas dasar cinta sama cinta, kawin paksa)
· Pengertian Kawin Ngerorod / Ngerangkat
Ngerorod / Ngerangkat kerap juga disebut sebagai kawin lari, dimaksudkan bahwa kedua calon mempelai atas dasar saling mencintai sepakat untuk lari bersama-sama ke rumah pihak ketiga untuk melakukan perkawinan. Oleh keluarga pihak ketiga dipermaklumkan kepada orang tua gadis dan orang tua calon mempelai laki-laki bahwa akan dilangsungkan upacara perkawinan. Perkawinan ini semacam katup pengaman bagi perkawinan yang tidak mendapast restu oleh orang tua mempelai perempuan. Cara ini dilakukan karena orang tua pihak perempuan tidak menyetujui hubungan antara anak perempuannya dengan laki-laki caton suaminya, atau karena keluarga pihak laki-laki tidak mampu. Dewasa ini perkawinan Ngelayat atau Ngerorod ini sudah banyak ditinggalkan. Masyarakat kini merasa malu kalau keluarganya menempuh kawin lari, kacuali karena faktor-faktor tertentu terutama menyangkut harga diri seseorang yang masih ditutupi oleh kabut feodalisme. Adapun pihak ketiga ini dapat juga diwakili oleh klian banjar / pejabat setempat.
· Alat – Alat Upakara yang Diperlukan
1. Sanggah Surya/bambu melekung : merupakan niyasa (simbol) istana Sang Hyang Widhi Wasa, ini merupakan istananya Dewa Surya dan Sang Hyang Semara Jaya dan Sang Hyang Semara Ratih. Di sebelah kanan digantungkan biyu lalung simbol kekuatan purusa dari Sang Hyang Widhi dan Sang Hyang Purusa ini bermanifestasi sebagai Sang Hyang Semara Jaya sebagai dewa kebajikan, ketampanan, kebijaksanaan simbol pengantin pria dan di sebelah kiri sanggah digantungkan sebuah kulkul berisi beremsimbol kekuatan prakertinya Sang Hyang Widhi dan bermanifestasi sebagai Sang Hyang Semara Ratih dewi kecantikan serta kebijaksanaan simbol pengantin wanita.
2. Kelabang Kala Nareswari (Kala Badeg) : simbol calon pengantin yang diletakkan sebagai alas upacara mekala-kalaan serta diduduki oleh kedua calon pengantin.
3. Tikeh Dadakan (tikar kecil) : Tikar yan g diduduki oleh pengantin wanita sebagai simbol selaput dara (hymen) dari wanita. Kalau dipandang dari sudut spiritual, tikar adalah sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Pr akerti (kekuatan yoni).
4. Keris : sebagai kekuatan Sang Hyang Purusa (kekuatan lingga) calon pengantin pria. Biasanya nyungklit keris, dipandang dari sisi spritualnya sebagai lambang kepuru san dari pengantin pria.
5. Benang Putih : dibuatkan sepanjang setengah meter, terdiri dari 12 bilahan benang menjadi satu, serta pada kedua ujung benang masing-masing dikaitkan pada cabang pohon dapdap setinggi 30 cm. Angka 12 berarti simbol dari sebel 12 hari, yang diambil dari cerita dihukumnya Pandawa oleh Kurawa selama 12 tahun. Dengan upacara mekala-kalaan otomatis sebel pengantin yang disebut sebel kandalan menjadi sirna dengan upacara penyucian tersebut. Dari segi spiritual benang ini sebagai simbol dari lapisan kehidupan, berarti sang pengantin telah siap untuk meningkatkan alam kehidupannya dariBrahmacari Asrama menuju alam Grhasta Asrama.
6. Tegen – tegenan : makna tegen-tegenan merupakan simbol dari pengambil alihan tanggung jawab sekala dan niskala. Adapun Perangkat tegen-tegenan ini :
Batang tebu berarti hidup pengantin mengandung arti  kehidup dijalani secara bertahap seperti hal tebu ruas demi ruas, secara manis.
Cangkul sebagai simbol Ardha Candra. Cangkul sebagai alat bekerja, berkarma berdasarkan Dharma.
Periuk simbol windhu.
Buah kelapa simbol brahman (Sang Hyang Widhi).
Seekor yuyu/kepiting simbol bahasa isyarat memohon keturunan dan kerahayuan.
7. Suwun-suwunan (sarana jinjingan) : berupa bakul yang dijinjing mempelai wanita yang berisi talas, kunir, beras dan bumbu-bumbuan melambangkan tugas wanita atau istri mengembangkan benih yang diberikan suami, diharapkan seperti pohon kunir dan talas berasal dari bibit yang keci l berkembang menjadi besar.
8. Dagang-dagangan : melambangkan kesepakatan dari suami istri untuk membangun rumah tangga dan siap mena nggung segala resiko yang timbul akibat perkawinan tersebut seperti kesepakatan antar penjual dan pembeli dalam transaksi dagangan.
9. Sapu lidi (3 lebih) : simbol Tri Kaya Parisudha. Pengantin pria dan wanita saling mencermati satu sama lain, isyarat saling memperingatkan serta saling memacu agar selalu ingat dengan kewajiban melaksanakan Tri Rna berdasarkan ucapan baik, prilaku yang baik dan pikiran yang baik, disamping itu memperingatkan agar tabah menghadapi cobaan dan kehidupan rumah tangga.
10.  Sambuk Kupakan (serabut kelapa) : Serabut kelapa dibelah tiga, di dalamnya diisi sebutir telor bebek, kemudian dicakup kembali di luarnya diikat dengan benang berwarna tiga (tri datu). Serabut kelapa berbelah tiga simbol dari Triguna (satwam, rajas, tamas). Benang Tridatu simbol dari Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa)  mengisyaratkan kesucian.Telor bebek simbol manik. Kedua Mempelai saling tendang serabut kelapa (metanjung sambuk) sebanyak tiga kali, setelah itu secara simbolis diduduki oleh pengantin wanita. Ini mengandung pengertian Apabila mengalami perselisihan agar bisa saling mengalah, se rta secara cepat di masing-masing individu menyadari langsung. Selalu ingat dengan penyucian diri, agar kekuatan triguna dapat terkendali. Selesai upacara serabut kalapa ini diletakkan di bawah tempat tidur mempelai.
11. Tetimpug : adalah bambu tiga batang yang dibakar dengan api dayuh yang bertujuan memohon penyupatan dari Sang Hyang Brahma.
· Banten Upakara yang Diperlukan
1. Ajuman
2. Byakala
3. Pengulap Pengambean
4. Daksina

· Tahap – Tahap Ngerorod Awal
--Sang wanita keluar dari rumah , menunggu pihak pria untuk menjemputnya di suatu tempat dan membawanya kerumah pihak ketiga
--Pihak pria mengirim utusan keru mah si wanita, untuk menyampaikan pejati serta surat pernyataan bahwa mereka kawin lari yang didasari cinta sama cinta, pejati dilakukan dalam waktu 24 jam pada malam hari dengan membawa lampu yang dilakukan oleh 2-3 orang dengan berpakaian adat.
--Pihak ke III hendaknya melapor pengrorodan tersebut kepada Pamong Desa untuk meneliti terpenuhinya syarat-syarat
--Apabila ada keragu-raguan dari pihak orang tua wanita maka orang tua si wanita datang mengecek, mengadakan penyelidikan kepastian pengrorodan yang bersangkutan. Penyelidikan orang tua / pengecekan ini disebut panegteg, namun apabila orang tuanya yakin bahwa anaknya ngerorod berdasarkan cinta sama cinta, panegteg tidak dilakukan lagi
--Selang tiga harinya datanglah lagi pihak laki-laki untuk mengadakan panglukuan. Ngeluku artinya permintaan maaf. Pada waktu Ngeluku biasanya membawa canang pengrawos. Pada waktu itu ditentukan kapan dilakukan mererasan, yakni pemberitahuan upacara perkawinan.
--Setelah ada kesepakatan maka dilakukanlah mererasan, dimana dari pihak laki-laki datang dengan diiringi oleh beberapa orang keluarga sambil membawa beras 2 kg dan tetur 5 butir, material ini akan diberikan pada keluarganya yakni : 2 kg beras dan 2 butir telur untuk satu keluarga sebagai 'tanda bahwa keluarga tersebut anaknya melaksanakan perkawinan ngerorod. Disamping itu juga membawa canang pengrawos dan berbagai jajan secukupnya, dan selanjutnya diadakan pembicaraan mengenai dewasa perkawinan
--Terakhir si pengantin datang kerumah orang tua wanita yang disebut matipat bantal. Disini si laki-laki bersama wanitanya membawa bermacam-macam jajan, membawa gibungan berupa nasi, sate, lawar, dan sebagainya tergantung permintaan di pihak wanita dan kemampuan pihak laki-laki. Puncak acara adalah pamitnya si wanita di Sanggah / Merajan dan keluarganya. Apabila perkawinan dengan cara ngerorod dilakukan oleh yang berbeda wangsa misalnya antara  wangsa   brahmana dengan   wangsa   sudra,  maka  penglukuan  dan  mererasan  tidak dilaksanakan, karena cukup dengan mapejati saja, jadi orang tua wanita yang teriwangsa mengatakan selesaikanlah perkawinan tersebut disana saja. Pria yang non triwangsa perkawinan tidak usah datang metipat bantal ke rumah wanitanya.
· Tahap – Tahap Ngerorod Lanjutan
1. Upacara Ngekeb:
Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga dengan memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan yang baik.
Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin wanita diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah juga disediakan wadah berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air merang pun tersedia untuk keramas.
Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan adat bali akan dilanjutkan dengan upacara di dalam kamar pengantin. Sebelumnya dalam kamar itu telah disediakan sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai calon suaminya datang menjemput. Pada saat acara penjemputan dilakukan, pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai kepalanya akan ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. Hal ini sebagai perlambang bahwa pengantin wanita telah bersedia mengubur masa lalunya sebagai remaja dan kini telah siap menjalani kehidupan baru bersama pasangan hidupnya.
2. Mungkah Lawang (Buka Pintu):
Seorang utusan Mungkah Lawang bertugas mengetuk pintu kamar tempat pengantin wanita berada sebanyak tiga kali sambil diiringi olehseorang Malat yang menyanyikan tembang Bali. Isi tembang tersebut adalah pesan yang mengatakan jika pengantin pria telah datang menjemput pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.
3. Upacara Mesegehagung:
Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah pengantin pria, keduanya turun dari tandu untuk bersiap melakukan upacara Mesegehagung yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin wanita, kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar pengantin. Ibu dari pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan kepada pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera dibuka untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan tali benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng.

4. Upacara Mekala-kalaan
Seperti biasa terlebih dahulu mabeyakala maperascita kemudian mempelai duduk menghadap sanggah kemulan serta banten padengen-dengenan.
Setelah benten tersebut dipuja seperlunya, lalu kedua mempelai bersembahyang, kemudian diupakarai dengan alat-alat yang ada pada pembersihan seperti sisir, keramas, segau, tepung tawar, dan sebagainya, lalu diberi panglukatan dan kemudian natab banten padengen­dengenan
Selanjutnya kedua mempelai berjalan mengelilingi sanggah kemulan, sanggah pesaksi, tiap kali melewati kala sepetan kakinya disentuhkan sebagai simbul pembersihan sukla wanita dan dirinya
Setelah tiga kali lalu pengantin lelaki berbelanja sedangkan yang perempuan menjual segala yang ada pada sok bebelanjaan, waktu berjalan pengantin laki-laki memikul tegen-tegenan dan yang perempuan memikul sok belanja. Upacara jual beli ini mungkin simbul tercapainya kata sepakat untuk memperoleh keturunan
Dilanjutkan dengan merobek tikar dimana pengantin yang perempuan memegang tikar tersebut, dan yang laki merobek dengan keris yang berada pada panegtegan, hal ini merupakan simbul pemecahan selaput gadis
Setelah itu kedua mempelai memutuskan benang yang terentang pada carang dapdap sebagai tanda bahwa mereka telah melampaui masa remajanya dan kini berada pada fase yang baru sebagai suami isteri
Kemudian bersama sama menanam pohon kunir, andong dan keladi di belakang sanggah kemulan dilanjutkan dengan mandi berganti pakaian
Sore harinya dilanjutkan dengan mandi/ angelus wimoha yang memiliki tujuan pembersihan secara lahiriah, dan  nyomya kekuatan asuri sampad yang masih ada dalam diri kedua mempelai  menjadi kekuatan daiwi sampad atau nyomya kala bhÅ«ta nareswari  menjadi sang hyang smarajaya dan smara ratih. Sehabis mandi kedua mempelai berganti pakaian, memakai pakaian kebesaran dan berhias untuk melakukan upacara dewasaksi di sanggah pemerajan.

5. Mewidhi Widana:
Rangkaian upacara widhi widhana /majaya-jaya ini diawali dengan puja yang dilakukan oleh sang pemuput upacara (Pandita/Pinandita) Persembahyangan diawali dengan puja trisandya, kemudian dilanjutkan dengan panca sembah.
Selesai sembahyang kedua pengantin diperciki tirtha pekuluh dari pemerajan atau pura-pura, dan dilanjutkan dengan memasang bija. Kemudian natab banten sesayut (sesayut nganten). 
Selesai natab banten sesayut, kedua pengantin diberikan tetebus (benang) dan dipasangkan karawista dan bija. Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan sumpah perkawinan oleh kedua mempelai dan  penandatanganan surat-surat nikah oleh kedua mempelai dan saksi-saksi. Acara selanjutnya Nasehat Perkawinan : Oleh Ketua Adat,  PHDI dan Keluarga kedua Mempelai.
Setelah semua berkas pernikahan ditandatangani, dimohonkan kepada semua hadirin untuk mengucapkan doa Syukur bahwa pernikahan telah berlangsung secara lancar dan sah.
6. Mejauman Ngabe Tipat Bantal
Beberapa hari setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri, maka pada hari yang telah disepakati kedua belah keluarga akan ikut mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk melakukan upacara Mejamuan/menerima tamu. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buah–buahan serta lauk pauk khas Bali.


Pengaruh Suhu Terhadap Perkecambahan Biji Kacang Hijau


PENGARUH SUHU TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
          Setiap makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan pasti akan mengalami suatu proses yang disebut pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran volume, massa, dan tinggi tanaman. Pertumbuhan terjadi akibat adanya pertambahan jumlah serta pembesaran sel, akibat pembelahan secara mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Pertumbuhan ini dapat diukur (kuantitatif) serta tidak dapat kembali seperti semula (irreversible). Sementara itu, perkembangan merupakan proses pematangan atau pendewasaan makhluk hidup dengan jalan peningkatan struktur serta fungsi organ yang semakin kompleks.
          Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara mandiri, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal berupa gen dan hormon, sedangkan faktor eksternal berupa air, cahaya, kelembapan, nutrisi, oksigen, pH, dan suhu.
          Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja tumbuhan. Suhu berpengaruh langsung terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Setiap tumbuhan membutuhkan suhu tertentu agar dapat tumbuh dengan baik serta memiliki batas suhu minimum dan maksimumnya tersendiri. Suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman.
          Pada percobaan kali ini, kami bermaksud meneliti pengaruh suhu terhadap perkecambahan tanaman. Adapun kami menggunakan biji kacang hijau (Vigna radiata) sebagai objek percobaan.
1.2     Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan saya bahas dalam laporan ini antara lain :
          a. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau?
          b. Berapa kisaran suhu yang memungkinkan kacang hijau untuk tumbuh dengan baik?
1.3     Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan saya menyusun laporan ini antara lain :
          a. Mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.
          b. Mengetahui kisaran suhu yang memungkinkan kacang hijau untuk tumbuh dengan baik.
1.4     Metode Penulisan
Laporan ini disusun berdasarkan metode eksperimen, yaitu penanaman biji kacang hijau pada berbagai tempat dengan kondisi suhu yang berbeda-beda. Penulis juga mengamati rangkuman teori di berbagai buku penunjang dan website terpercaya.
1.5     Hipotesis
          a. Jika diletakkan pada tempat bersuhu dingin (dibawah 20oC) maka kacang hijau akan tidak mampu tumbuh.
          b. Jika diletakkan pada tempat bersuhu panas (diatas 30oC) maka kacang hijau akan tumbuh tinggi namun dalam keadaan tidak sehat.
          c. Jika diletakkan pada tempat bersuhu sedang (antara 28oC-30oC) maka kacang hijau akan tumbuh dengan sangat baik.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1     Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
          Kacang hijau merupakan salah satu tanaman palawija yang masuk ke dalam suku polong-polongan, serta dapat berkecambah dengan cepat dan mudah dikembangbiakkan. Kacang hijau dapat tumbuh pada rentang suhu 20oC – 40oC dengan rincian suhu optimum (suhu terbaik bagi pertumbuhan) berkisar antara 28oC – 30oC. Adapun spesifikasi tanaman kacang hijau adalah :
Divisi   : Spermatophyta
Kelas   : Dicotyledoneae
Ordo    : Rosales
Famili  : Papilionaceae
Genus  : Vigna
Spesies: Vigna Radiata
Tanaman kacang hijau berukuran antara 30-60 cm. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
2.2       Manfaat Kacang Hijau
   Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga rendah lemak sehingga baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
2.3       Proses Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Proses Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan. ukuran biji pun akan membesar yang disebut tahap imbibisi. Kehadiran air di dalam sel pun melunakkan biji serta mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula semakin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal. a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas. b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
Adapun tanaman kacang hijau masuk ke dalam tumbuhan monokotil yang mengalami perkecambahan epigeal.
2.4     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor Dalam :
a.         Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
b.         Hormon
Tumbuhan menghasilkan beberapa jenis hormon tumbuhan di antaranya auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin, dan asam absisat. Hormon tersebut diproduksi di dalam tubuh, tetapi dipengaruhi oleh kondisi eksternal.
1)         Auksin
Fungsi hormon Auksin :
- Pembentangan sel
- Pembelahan sel
- Merangsang pembentukan buah dan bunga
2)         Giberelin
Fungsi hormon giberelin adalah sebagai berikut :
- Menyebabkan tanaman tumbuh tinggi
- Menghasilkan buah yang tidak berbiji
- Membantu perkecambahan biji
3)         Gas etilen
Fungsi utama gas etilen adalah sebagai berikut :
- Mempercepat pemasakan buah
- Mempertebal pertumbuhan batang
- Pengguguran bunga
4)         Sitokinin
Fungsi hormon sitokinin adalah sebagai berikut :
- Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih cepat memanjang
- Perangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanaman
- Merangsang aktivitas pembelahan sel
5)         Asam Absisat
Fungsi Asam Absisat adalah sebagai berikut:
- Mengurangi kecepatan pembelahan
- Membantu pengguguran bunga
- Menyebabkan dormansi
Faktor Luar :
1)         Nutrisi
Memerlukan nutrisi merupakan salah satu ciri-ciri makhluk hidup. adapun nutrisi yang diperlukan oleh tumbuhan adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. 
2)         Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian cahaya yang dibutuhkan tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan.
3)         Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan.
4)         Air dan Mineral
Tumbuhan membutuhkan air, CO2, dan mineral. Air dan CO2 merupakan bahan utama untuk berlangsungnya fotosintesis. Gas CO2 diambil melalui stomata dan lentisel. Air juga sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Saat perkecambahan, air digunakan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji. Tanpa air, perkecambahan biji akan tertunda (dormansi).
Mineral sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan. Misalnya pembentukan klorofil sangat membutuhkan mineral Mg. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen.
5)         Ketersediaan oksigen
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam tubuh. Melalui respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen.
2.5     Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suhu merupakan suatu ukuran kuantitatif terhadap temperatur, panas dan dingin, serta dapat diukur menggunakan termometer. Suatu benda dikatakan dingin apabila memiliki suhu yang rendah, dan sebaliknya dikatakan panas apabila memiliki suhu yang tinggi. Secara kualitatif, suhu dapat diketahui dengan menyentuh benda secara langsung. Namun cara ini sangat beresiko karena suhu yang terlalu panas dapat merusak kulit. Adapun secara kuantitatif suhu dapat diukur menggunakan termometer, baik termometer raksa/alkohol, termometer tubuh, termometer dinding, maupun jenis termometer lainnya.
          Layaknya manusia yang dapat merasakan ketidaknyamanan apabila berada pada ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, tumbuhan pun memerlukan suhu tersendiri untuk dapat bertahan hidup. Suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman berkisar antara 10oC – 38oC. Dibawah ataupun diatas suhu tersebut, tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1       Alat Percobaan
a. Wadah plastik, dibelah dua
b. Termometer
c. Penggaris
d. Alat mencatat (buku dan pulpen)
3.2       Bahan Percobaan
a. 45 buah biji kacang hijau
b. Tanah secukupnya
c. Air secukupnya
3.3       Variabel Percobaan
          a. Variabel bebas    : suhu yang sengaja dibuat berbeda antar kecambah (dengan meletakkan kecambah di tempat yang berbeda-beda)
          b. Variabel terikat  : pertumbuhan kacang hijau, berupa ukuran tinggi dan keadaan kecambah
          c. Variabel kontrol : penyiraman air, nutrisi, oksigen, cahaya, dan pH
3.4     Cara Kerja
          a. Belah wadah plastik menjadi dua bagian.
          b. Sediakan tiga belahan wadah, isilah masing-masing wadah dengan tanah secukupnya.
          c. Pilihlah biji kacang hijau yang sehat, lalu tanamlah pada tanah dalam wadah masing-masing 15 biji pada tiap media tanam.
          d. Berilah label pada masing – masing media tanam
          e. Letakkan media tanam A di luar ruangan (suhu sedang, teduh)
          f. Letakkan media tanam B di belakang kulkas (suhu panas)
          g. Letakkan media tanam C di dalam kulkas (suhu dingin)
          h. Ukurlah suhu pada ketiga tempat tersebut
          i. Catatlah pertambahan tinggi tanaman setiap hari selama lima hari
3.5 Jadwal Penelitian
          Penelitian dilakukan pada rumah seorang anggota kelompok dari tanggal 14 September 2015 sampai tanggal 19 September 2015. 
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1     Tabel Tinggi Tanaman
          Data menunjukkan bahwa ukuran tinggi serta kesuburan kecambah yang di rawat pada suhu teduh, panas, dan dingin menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Label Wadah
Tempat dan Suhu
Rata-Rata Tinggi Kecambah per Hari
Keadaan Akhir Tanaman
1
2
3
4
5
A
Luar Ruangan (28derajat C)
2 cm
4,5 cm
7,6 cm
11,8 cm
16,7 cm
tinggi sedang, daun hijau tua, lebar, dan tebal, tanaman terlihat segar dan sehat
B
Belakang Kulkas (35derajat C)
2,5 cm
6,3 cm
11,4 cm
16,7 cm
22,8 cm
paling tinggi, daun hijau pucat, kecil, dan tipis, tanaman terlihat lemah dan tidak sehat
C
Dalam Kulkas (10derajat C)
0 cm
0 cm
0 cm
0,5 cm
0,7 cm
kecambah tidak bertambah tinggi, hanya terlihat biji kacang hijau pecah mengeluarkan kotiledon dan plumula putih

4.2     Persentase Keberhasilan Pertumbuhan
Wadah A : (10/15x100%) = 67%
Wadah B : (13/15x100%) = 86%

 
Wadah C : (0/15x100%) = 0%
4.3     Analisis Data
          Berdasarkan teori yang tercantum dalam Bab II (Landasan Teori), kacang hijau sebagai tumbuhan tropis mampu tumbuh pada rentang suhu 20oC – 40oC dengan rincian suhu optimum berkisar antara 28oC – 30oC. Hal ini sesuai dengan data yang didapat bahwa :
          Wadah A diletakkan di luar ruangan dengan suhu 28oC : mengalami pertumbuhan paling baik, tinggi cukup, daun banyak, tebal, dan hijau, serta tumbuhan terlihat sehat. Hal ini dikarenakan suhu 28oC termasuk pada suhu optimum pertumbuhan kacang hijau.
          Wadah B diletakkan di belakang kulkas dengan suhu 35oC : tanaman tumbuh tinggi namun terlihat tidak sehat, batang dan daun lemah, warna daun hijau pucat dan tipis. Hal ini dikarenakan tanaman kacang hijau masih mampu tumbuh pada suhu 35oC, namun suhu ini bukanlah suhu optimum bagi pertumbuhan kacang hijau sehingga perkecambahan tidak berlangsung dengan baik.
          Wadah C diletakkan di dalam kulkas dengan suhu 10oC : tanaman tidak bertambah tinggi, hanya terlihat biji kacang hijau pecah dan mengeluarkan kotiledon serta plumula berwarna putih. Hal ini dikarenakan suhu 10oC tidak termasuk pada rentang suhu pertumbuhan kacang hijau, sehingga kecambah kacang hijau tidak mampu tumbuh.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
          Kesimpulan yang kami dapat dari percobaan ini adalah :
          a. Jika diletakkan pada tempat bersuhu dingin (dibawah 20oC) maka kacang hijau tidak mampu tumbuh.
          b. Jika diletakkan pada tempat bersuhu panas (diatas 30oC) maka kacang hijau tumbuh tinggi namun dalam keadaan tidak sehat.
          c. Jika diletakkan pada tempat bersuhu sedang (antara 28oC-30oC) maka kacang hijau tumbuh dengan sangat baik.
          Kesimpulan akhir yang kami dapat adalah suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan/perkecambahan kacang hijau.
5.2     Saran
          Saran yang dapat kami sampaikan berdasarkan penelitian ini adalah :
          a. Kacang hijau hendaknya dibudidayakan pada suhu optimum 28oC – 30oC.
          b. Kacang hijau jangan dibudidayakan pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
          c. Faktor-faktor pertumbuhan lain pada kacang hijau seperti cahaya matahari, air, pH, nutrisi, dan oksigen juga perlu diatur dengan intensitas tepat sehingga kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.